ZONA PRIANGAN - Teknologi tinggi yang selama ini digunakan oleh Rusia tak lepas dari campur tangan Amerika Serikat. Hal itu terungkap dari pengakuan seorang pengusaha Moskow yakni Ilias Sabirov yang mengatakan bahwa chip komputer berkinerja tinggi yang digunakan oleh militer Rusia dibuat oleh Amerika Serikat selama bertahun-tahun.
Kemudian pada tahun 2014 ketika Rusia merebut semenanjung Krimea di Ukraina, dan pemerintah AS mulai memberlakukan serangkaian sanksi baru dan kontrol ekspor terhadap Rusia, termasuk dengan membatasi penjualan chip tersebut.
Tapi dengan diberlakukannya sanksi dan kontrol ekspor terhadap Rusia, tidak dapat menghentikan Sabirov untuk mendapatkan lebih banyak keuntungan dari penjualan chip tersebut, demikian menurut otoritas AS dan tinjauan Reuters terhadap catatan bea cukai Rusia.
Baca Juga: Zelensky Ungkap Upaya Tim Pembunuh Pasukan Khusus Rusia yang Siap Menghabisi Dia dan Keluarganya
Pada musim semi 2015, sebuah paket berisi lebih dari 100 chip memori yang secara khusus dikeraskan untuk menahan radiasi dan suku ekstrim. Chip komputer berkinerja tinggi tersebut nantinya akan digunakan dalam rudal dan satelit militer, tiba di alamat bisnis Sabirov di Moskow, menurut catatan bea cukai Rusia dan dakwaan federal AS.
Bahkan Jaksa Amerika menuduh bahwa chip "rad-hard" itu berasal dari sebuah perusahaan di Texas, Amerika Serikat yang disebut Silicon Space Technology Corp atau SST, tetapi dikirim ke Rusia melalui sebuah perusahaan di Bulgaria untuk menghindari undang-undang ekspor AS.
Setelah Rusia menginvasi Ukraina dengan kekuatan penuh pada bulan Februari, Amerika Serikat dan 30 negara lainnya bereaksi dengan serentetan sanksi tambahan dan pembatasan ekspor yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Baca Juga: Putin Memperingatkan Akan Menggunakan Senjata Nuklir ICBM Sarmat Melawan Inggris dan Sekutu Eropa
Namun, kisah tentang bagaimana chip komputer canggih besutan Amerika yang dibuat di Texas yang kemudian dengan mudahnya lolos hingga ke Moskow telah menunjukkan betapa sensitifnya teknologi Barat yang akhirnya lolos juga ke Rusia, meskipun ada kontrol ekspor AS yang sangat ketat.