Misteri Kematian Akibat Kutukan Firaun Akhirnya Terpecahkan, Kemungkinan Akibat Serangan Jamur

- 22 Juni 2022, 18:57 WIB
Paleoantropolog Ella Al-Shamahi dalam film dokumenter “Tutankhamun: Secrets of the Tomb”.*
Paleoantropolog Ella Al-Shamahi dalam film dokumenter “Tutankhamun: Secrets of the Tomb”.* /Channel 4 /

ZONA PRIANGAN - Dalam sebuah film dokumenter terbaru “Tutankhamun: Secrets of the Tomb”, seorang paleoantropolog Ella Al-Shamahi melakukan penyelidikan mengenai kebenaran di balik legenda kutukan Firaun dan sensasi yang mengelilinginya selama puluhan tahun.

Menurut Al-Shamahi, popularitas “Kutukan Firaun” bisa diusut kembali kepada seorang reporter dan mantan Egiptolog di Daily Mail, Arthur Weigall.

Wartawan ini dilaporkan terganggu pesaingannya dengan Times yang telah diberi hak eksklusif pada penemuan Tutankhamun oleh Howard Carter dan Lord Carnarvon.

Baca Juga: Giganotosaurus Hidup di Zaman Cretasius, Lebih Ganas Ketimbang T-Rex

Ia diperlakukan sebagai amatir yang membuatnya mencari sudut-sudut baru dalam kisah ini termasuk dimunculkannya kutukan dan sensasi lainnya.

Carter dan timnya diperkirakan telah dibatasi aksesnya pada kisah ini pada mulanya untuk mencegah serangan oleh para anggota pers, tetapi juga untuk uang yang akan diterima sebagai hasilnya.

Berbagai kematian yang dihubungkan dengan ekspedisi penemuan jasad Firaun ini ternyata memiliki penjelasannya.

Baca Juga: Hindari Laut jika Terlihat Gelombang Membentuk Kotak-kotak, Ini Penjelasannya

Menurut Al-Shamahi, seperti dilansir Express.co.uk, beberapa kematian, termasuk Lord Carnavan dan Gould, mungkin konsisten akibat infeksi jamur dari spesies Aspergillus flavus.

Menurutnya: “Jamur ini ada di mana-mata tetapi bisa mematikan pada orang yang memiliki kekebalan yang lemah atau rentan."

“Disebutkan juga bahwa jamur ini, saat ditemukan di dalam makam yang tersegel, menjadi lebih mudah menyebar.”

Baca Juga: Kutukan Firaun Mendekati Kenyataan, Lagi Terjadi Musibah Kereta Api Beberapa Orang Tewas

Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal medis Inggris The Lancet, sebuah kematian yang mirip terjadi saat pembukaan makam Raja Casimir IV dari Polandia di Katedral Wawel pada 1970.

Beberapa minggu setelah pembukaan makam yang sebelumnya tersegel, sepuluh dari dua belas pakar yang terlibat meninggal dunia, dengan berbagai jenis jamur, termasuk A. flavus, yang telah ditemukan di dalam makam tersebut.

A. flavus juga telah ditemukan di dalam makam para mumi kerajaan yang digali di Mesir, termasuk Raja Ramses II, yang dianalisis di Paris pada 1976.

Baca Juga: Masyarakat Mesir Khawatir Kutukan Firaun, Kini Kematian Mulai Bermunculan

Al-Shamahi berkesimpulan: “Apakah flavus penyebab kematian Carter dan yang lainnya hampir mustahil bisa dibuktikan 100 tahun kemudian.

“Tetapi ada cukup keprihatinan mengenai hal ini dan mikroba yang umumnya ada di makam-makam saat ini, sehingga para pekerja Mesir yang berada di garis depan penggalian telah mengubah protokol keamanannya.

“Beberapa menit ketik mereka melihat mumi, mereka akan mengosongkan makam tersebut yang memungkinkan kawasan tersebut untuk ‘bernapas’.”***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x