Network
ZONA PRIANGAN – Kecerdasan buatan (AI) membuat tugas-tugas komputasi jadi lebih mudah, juga lebih jauh berpotensi dalam bidang lain, tak terkecuali militer.
Militer Amerika Serikat baru-baru ini mengujicoba sebuah jet tempur F 16 otonom. Selama simulasi, AI mampu bertindak seperti pilot manusia, seperti dilaporkan CBS News.
Namun, penggunaan teknologi ini dalam militer bisa memunculkan berbagai pertanyaan seputar etika dan keamanan sipil.
Baca Juga: Mengkhawatirkan, Kecerdasan Buatan (AI) Bisa Menggantikan 300 Juta Pekerjaan Manusia
Menurut perwakilan dari Sikorsky (kontraktor militer di balik helikopter Blackhawk), sistem otonom semacam ini tidak mencoba untuk menggantikan manusia. Menurutnya, sistem ini bisa membuat pekerjaan lebih aman.
Bahkan ia memperingatkan bahwa para tentara robot bisa sepenuhnya membalikkan keadaan dalam pertempuran masa depan.
Contoh, helikopter Blackhawk eksperimental bisa dikendalikan dengan sebuah tablet. "Kita memanggilnya untuk beroperasi, dan mesin ini benar-benar memutuskan bagaimana melakukannya,” kata perwakilan Sikorsky.
Baca Juga: Microsoft Menambahkan Teknologi AI pada Word, Excel dan Outlook
Menurutnya, hilangnya manusia bisa dicegah dalam situasi di mana para tentara harus dikirim ke arena berbahaya untuk menyelamatkan rekannya.
