Nikmatnya Sirup Mangga Khas Majalengka, Manis dan Segar

- 27 Oktober 2022, 15:05 WIB
Sirup mangga khas Kecamatan Jatitujuh kabupaten Majalengka.
Sirup mangga khas Kecamatan Jatitujuh kabupaten Majalengka. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Dea Amaliya dan Kuryati warga Blok Bojong Roreng,  Desa Putridalem, Kecamatan Jatitujuh, Kabupaten Majalengka, adalah dua perempuan yang memulai merintis usaha olahan mangga menjadi aneka makanan nan awet dan diharapkan bernilai lebih.

Kedua perempuan muda ini mengolah mangga menjadi sirup, dodol, keripik, serta selai mangga memanfaatkan melimpahnya produksi mangga di lingkungan rumahnya.

Sirup mangga yang mereka produksi benar-benar menyegarkan dan sirup tersebut tidak menghilangkan rasa mangganya asli dengan jenis mangga yang dibuat sirup. Jika sirup terbuat dari mangga gedong gincu maka sirup tersebut berasa mangga gedong dengan wangi gedong pula.

Baca Juga: Burung Kecil Menggemaskan yang Hidup di Kepulauan Galapagos Ini Sejatinya Adalah Vampir

Demikian juga jika sirup mangga terbuat dari mangga harumanis atau jenis mangga golek dan mangga rucah. Itu karena komposisi minuman hanya berasal dari mangga, air, garam dan gula putih.

Tak heran jika rasa minuman benar-benar berasa air mangga, serta ada diantaranya yang serasa mengandung soda karena jenis mangganya, seperti hanya tape yang airnya berasa ada soda. Minuman akan lebih segar ketika disajikan dalam bentuk dingin. Bisa disimpan di lemari es atau di campur dengan es batu.

Jika sirup pada umumnya setelah diminum akan terasa haus kembali, berbeda dengan sirup mangga, sirup ini justru menghilangkan dahaga.

Baca Juga: Guna Mencegah Penjualan Obat Sirup di Kota Bogor, Menko PMK dan Walikota Bogor Bima Arya Melakukan Sidak

Dea Amaliya menyebutkan, dirinya sudah dua tahunan memproduksi sirup mangga. Dia mulai belajar membuat sirup mangga atas bimbingan Dinas Perindustrian Kabupaten Majalengka. Namun dia terus berinovasi hingga menemukan rasa yang benar-benar sesuai lidah sendiri dan lidah konsumen.

“Di kami produksi beragam jenis mangga melimpah. Semua keluarga memiliki pohon. kebun mangga berhektare-hektare. Ketika itu Dinas Perindustrian mengadakan pelatihan dan kami kelompok perempuan diikutsertakan oleh desa untuk latihan mengolah beragam olahan mangga diantaranya sirup,” ungkap Dea.

Kini dari 60 kg mangga menurut Dea mampu menghasilkan sirup sebanyak 90 botol ukuran sedang dengan harga jual Rp 10.000 dan Rp 15.000.

Baca Juga: Selama 500 Tahun, Misteri Patung Raksasa Kindlifresserbrunnen Pemakan Bayi di Bern Swiss Belum Terpecahkan

Dengan terus mencoba kini Dea telah mampu membuat ratusan botol sirup mangga dengan pasar daerah sendiri serta pasar Luar Negeria terutama ke Aras Saudi, Hongkong dan Taiwan.

“Pasarnya bukan ekspor partai besar, tapi pesanan dari teman-teman yang bekerja di sana menjadi pekerja migran. Mereka pesan karena rindu makanan kampung halaman, kebetulan sirup produksi kampung halamannya dianggap berbeda serasa makanan kampung sendiri,” ungkap Dea.

Dea juga memproduksi selai mangga yang dijual seharga Rp 30.000, keripik mangga serta teh daun mangga yang katanya memiliki khasiat melancarkan pencernaan. Omset dari penjualan tersebut sebualn kini telah mencapai Rp 5.000.000 lebih.

Sementara Kuryani mengaku baru seminggu memproduksi  sirup yang juga dilatih Dians Perndustrian yang diikutsertakan pelatikan oleh kepala desanya. Pemasarannya belum jauh karena baru produksi. Namun demikian dia mencoba menjual di lingkungan desanya serta tetangga desa namun nyatanya laku.

Baca Juga: Cirebon Dilanda Banjir, Banyak Kendaraan Mogok di Depan BAT, Rumah Sakit Putra Bahagia dan CSB

“Saya baru mencoba, lima kilo mangga jadi 10 botol.” ungkapnya.

Namun dia selain membuat sirup juga membuat aneka kue berbahan mangga, seperti bolu, moci, manisan, selai dan beberapa jenis makanan lainnya.

Mereka mengaku ingin membuat gerai agar bisa dikenal banyak orang. Selama ini pemasaran baru dilakukan online. Inginnya pembeli juga bisa datang ke gerainya sambil mencoba menikmati aneka olahan mangga lainnya yang lebih segar.

“Kami ingin buat outlet di pinggir jalan agar bsia di lihat orang, bisa dikunjungi banyak orang sambil menikmati jajanan lainnya,” kata Dea.

Baca Juga: Dukung Pelaku Usaha Lokal Ciptakan Bisnis yang Tangguh, Shopee Hadirkan Kampanye 11.11 Big Sale

Kepala Desa Putridalem Endah Hendrawati mengungkapkan ketika musim mangga, di wilayahnya produksi sangat melimpah luas lahan perkebunan mangga mencapai  80 hektare, dengan 17 jenis mangga yang ditanam para petani yang pohonnya sebagian besar sudah tua karena mangga ditanam sejak nenek moyangnya.

Setiap harinya mangga yang dijual dari wilayah desanya mencapai lebih dari 10 tonan dijual ke berbagai bandar besar di Majalengka dan luar kota.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x