ZONA PRIANGAN - Film Brahmastra masih menyulut polemik di India. Film yang dibintangi Ranbir Kapoor dan Alia Bhatt disebut sukses sebagai box office.
Namun banyak juga yang meragukan film Brahmastra garapan sutradara Ayan Mukerji itu menjadi hit di bioskop.
Tuduhan bahwa sukses Brahmastra adalah kebohongan datang dari aktris Bollywood, Kangana Ranaut. Dia mengatakan, itu pekerjaan mafia film.
Baca Juga: Banyak yang Membandingkannya dengan Kajol, Tanishaa Mukerji: Saya Tidak Bisa Menjadi Dia
Sampai sekarang, gempita film Brahmastra (bagian pertama dari trilogi) masih membingungkan. Apa sebenarnya yang menentukan sebuah film dianggap sukses atau terpuruk.
Menurut pembuat Brahmastra, bagian pertama dari trilogi yang disusun telah menghasilkan 360 crore dalam koleksi box office kotor di seluruh dunia.
Di sisi lain, banyak yang enggan menyebut film tersebut sebagai hit. Apalagi jika melihat “anggaran gila” dari film tersebut.
Baca Juga: Sunny Leone Tetap Dikenal Sebagai Bintang Porno, Video Madhuban Mein Radhika Mengundang Kontroversi
Pakar perdagangan Joginder Tuteja mengatakan, “Film ini keluar pada saat semua orang mengira itu akan gagal, tetapi itu disebut hit. Itu sebabnya orang bertanya-tanya apakah itu hit palsu.”
Beberapa laporan mengutip bahwa anggaran pembuatan film ini lebih dari 410 crore, tetapi Kapoor menambah kebingungan ketika dia mengatakan anggarannya dibagi menjadi tiga bagian.
Seorang sumber memberi tahu hindustantimes.com, “Narasi film yang menjadi hit sering diumpankan ke penonton, di mana anggarannya juga tidak diungkapkan."
Baca Juga: Kematian Bintang Porno Rina Arano Menyimpan Misteri, Mayatnya Ditemukan Telanjang Terikat di Pohon
"Jadi tidak ada yang bisa memastikan tentang keuntungannya… Begitulah garis-garisnya kabur saat mencari tahu sebuah pukulan, yang dapat dilihat dengan Brahmastra,” jelasnya.
Jadi, bagaimana seseorang memutuskan apakah sebuah film sukses? Menurut peserta pameran Akshaye Rathi, formulanya masih sama.
“Ini tentang pengembalian investasi… Uang yang diinvestasikan untuk membuat, memasarkan, dan merilis film versus pendapatan yang berasal dari teater, musik satelit, dan streaming,” ucapnya.
Produser dan pakar perdagangan Girish Johar menjelaskan, “Jika sebuah film menghasilkan 10-20% dari investasi, itu adalah penerima komisi."
"Dan jika menghasilkan 20-30% dari investasi, itu dalam kategori hit,” ujar Girish Johar.
Sementara itu, pakar perdagangan Atul Mohan mengatakan, “Saya merasa box office masih berperan besar dalam menentukan nasib sebuah film, karena menunjukkan judul mana yang mendorong penonton ke teater."
"Pendapatan satelit dan hak digital adalah bonus,” pungkasnya.***