ZONA PRIANGAN - Stasiun radio Jerman Bayern 3 dan DJ Matthias Matuschik telah menyatakan permintaan maafnya atas komentar bernada rasis atas penampilan BTS di MTV Unplugged, baru-baru ini.
Awal minggu ini, seperti diberitakan laman Soompi.com, Matthias Matuschik berkomentar meremehkan dan rasis terhadap BTS dalam siaran langsung radio di Bayern 3.
Komentar itu merujuk pada cover lagu “Fix You” milik Coldplay oleh BTS yang disebut Matuschik sebagai “penistaan”.
Baca Juga: Ternyata BTS Penggemar Berat Coldplay, Apa yang Mereka Nyanyikan di MTV Unplugged?
DJ asal Jerman ini menggambarkan BTS sebagai sekelompok virus agresif yang berharap akan segera divaksin.
Dia kemudian menambahkan bahwa untuk menebus kesalahan atas cover lagu itu, grup musik ini harus berlibur ke Korea Utara selama 20 tahun.
Setelah seluruh penggemarnya di seluruh dunia mengecam ucapan tersebut, Bayern 3 akhirnya membuat permintaan maaf.
Stasiun radio ini menegaskan bahwa Matuschik bukanlah seorang rasis atau fobia orang asing.
Bayern 3 menyebutkan, walaupun DJ itu memberikan opininya dalam bentuk ejekan, dengan cara berlebihan, dan melukai perasaan para penggemar BTS.
Tetapi dia tidaklah berniat begitu. Dia hanya ingin mengekspresikan ketidaksenangannya atas cover lagu tersebut.
Baca Juga: Jungkook BTS Gemar Gonta-Ganti Warna Rambut, Mana Tampilan yang Menjadi Favorit para ARMY?
Stasiun itu memastikan Matuschik bukanlah seorang rasis atau xenophobia terbukti ia pernah terlibat dalan pertolongan pada pengungsi dan kampanye melawan ekstremisme sayap kanan.
Banyak pihak yang mencela stasiun radio tersebut termasuk para penyanyi dari Amerika Serikat seperti MAX, Lauv, dan Halsey yang berbicara di media sosial untuk mengutuk rasisme anti-Asia dan memperlihatkan dukungan pada BTS.
MAX menulis di Twitter, “BTS merupakan salah satu grup yang bekerja keras dan sangat rendah hati di industri ini. Mereka menghargai seluruh kesuksesan yang mereka dapatkan.”
“Mendengar ujaran kebencian terhadap mereka oleh host radio Bayern 3 membuat kami sakit. Kebencian pada mereka dan komunitas Asia sepenuhnya tidak bisa diterima.”***