Network
ZONA PRIANGAN - Sir Paul McCartney dilaporkan telah lama menanam ganja di kebunnya, tetapi ia harus menyembunyikan hasil kebunnya tersebut agar tidak dicuri para remaja.
Ikon grup The Beatles ini mulai memproduksi tanaman ganja rami (hemp), sejenis tumbuhan ganja, di perkebunan keluarganya di Peasmarsh dekat Rye, Inggris.
Tetapi ia memiliki masalah dengan para pemuda setempat yang mencoba mencuri tanamannya untuk digunakan secara salah.
Baca Juga: Nabi Muhammad SAW Mengingatkan Pemilik Jimat Termasuk Melakukan Perbuatan Syirik
Paul (79), bersikeras telah mengikuti regulasi pemerintah untuk menanam hemp bersama tanaman gandum dan kacang polong.
“Kami bercocok tanam, saya senang melakukan hal seperti menanam gandum dan gandum hitam, kami juga menanam kacang polong,” kata Paul seperti dikutip Mirror.co.uk.
“Kami benar-benar menanam hemp, sesuatu yang menyenangkan dengan mentaati aturan pemerintah,” tambahnya.
Hemp (Cannabis sativa L.) atau ganja rami merupakan spesies tanaman yang sama dengan tanaman ganja.
Tetapi tidak seperti ganja, hemp dikembangkan dengan kadar tetrahidrokanabinol yang rendah atau bahkan dihilangkan.
Hemp bisa digunakan untuk membuat pakaian, kosmetik, tali, tinta printer, pengawet kayu, detergen, sabun, dan minyak lampu.
Baca Juga: Polisi Bejat, Salurkan Hasrat Seks Kepada Korban Kejahatan dengan Alasan Menjalankan Tugas
Sir Paul, yang menjalani hidup vegetarian selama puluhan tahun, sudah menggeluti pertanian organik sejak 20 tahun lalu dan ia mengaku mendapat banyak kepuasan dari produk perkebunannya tersebut.
Paul diperkenalkan pada ganja oleh Bob Dylan pada 1964 dan menjadi perokok ganja secara rutin.
Kesenangannya pada mariyuana membawanya sering berurusan dengan hukum karena kepemilikan ganja. Pertama di Swedia pada 1972 dan saat berlibur di Barbados pada 1984.
Baca Juga: Peraih Oscar, Nicolas Cage Dikira Gelandangan dan Diusir dari Restoran Mewah Las Vegas
Namun, ia menghentikan kebiasaan buruknya itu pada 2000-an untuk memberi contoh pada anak-anak dan cucunya.
Ia pernah mengakui: “Saya tidak melakukannya lagi. Saya benar-benar tidak ingin menjadi contoh yang buruk untuk anak dan cucunya.”***
