Ratu Elizabeth II Meninggal, Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah Menjadi Monarki Paling Lama Berkuasa

- 9 September 2022, 20:52 WIB
Sultan Hassanal Bolkiah saat kunjungan Ratu Elizabeth II di Istana Nurul Iman.*
Sultan Hassanal Bolkiah saat kunjungan Ratu Elizabeth II di Istana Nurul Iman.* /UK Press/

ZONA PRIANGAN – Sultan Brunei Darussalam Hassanal Bolkiah menjadi monarki paling lama berkuasa di dunia setelah mangkatnya Ratu Elizabeth II dari Kerajaan Inggris.

Bolkiah, yang naik tahta pada 1967, telah berkuasa selama 54 tahun lebih, empat tahun lebih lama dari Ratu Denmark Margrethe II, yang kini menjadi monarki kedua paling lama berkuasa.

Sebelum kematiannya, Ratu Elizabeth merupakan monarki paling lama di dunia jauh, perayaan ulang tahun ke-70 penobatannya diselenggarakan awal tahun ini.

Baca Juga: Wajah Mendiang Ratu Elizabeth II Muncul dalam Bentuk Awan, Fotonya Viral hingga 33.000 Kali Dibagikan

Sementara Sang Ratu, yang naik tahta pada usia 25 tahun pada 1952 setelah Perang Dunia II, diyakinkan ia menjauh dalam urusan politik di Inggris, berbeda dengan Sultan Bolkiah di negaranya.

Sultan Hassanal Bolkiah ibni Omar Ali Saifuddien III (76) selain seorang pemimpin monarki, ia juga menjabat sebagai Perdana Menteri Brunei Darussalam sejak negara ini mendapatkan kemerdekaannya dari Inggris pada 1984.

Bolkiah telah lama menjalin hubungan kenegaraan dengan Sang Ratu, keduanya kerap bertemu dalam beberapa kesempatan di London maupun di Bandar Seri Begawan.

Baca Juga: Ratu Elizabeth Meninggal, Pangeran Charles Akan Menjadi Raja Tertua Inggris, Saat Naik Takhta Berusia 73 Tahun

Tidak seperti kepala negara di Inggris Raya, Bolkiah memiliki kekuatan absolut di Brunei. Di bawah konstitusi 1959 negaranya, ia memiliki otoritas eksekutif penuh, termasuk dalam keadaan darurat.

Pada 2006, dilaporkan bahwa ia telah mengamandemen konstitusi negaranya agar membuat dirinya memiliki kekuasaan mutlak.

Sebagai perdana menteri, ia juga sebagai kepala pemerintahan, dan saat ini memegang posisi sebagai Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri, dan Menteri Keuangan, bahkan ia juga mengendalikan angkatan kepolisian di negaranya.

Baca Juga: Sebelum Pengumuman Ratu Elizabeth Meninggal, Pelangi Sempat Muncul di Langit Sekitar Istana Buckingham

Berkat cadangan minyak buminya, Bolkiah dan keluarga kerajaannya menjadi sangat kaya. Saat negara di Pulau Kalimantan ini mendapat kemerdekaannya pada 1984, penduduknya memiliki pendapatan per kapita paling tinggi hampir $50.000 (Rp 744 juta lebih) per tahunnya.

Seperti dikutip Zona Priangan dari Daily Mail, pada 2008, ia dipercaya memiliki kekayaan sekitar $20 miliar (Rp 297,7 triliun), dan kerap memamerkan kekayaannya.

Ia dilaporkan membeli pesawat Boeing 747 seharga $400 juta, yang dilengkapi dengan fasilitas mewah seperti wastapel berlapis emas.

Baca Juga: Rusia-Inggris Memanas Akibat Konflik Ukraina tapi Vladimir Putin Tetap Menaruh Hormat Kepada Ratu Elizabeth

Ia juga menjadi kolektor mobil mewah, punya 7.000 armada mobil mewah, termasuk 600

Rolls Royce, dan dilaporkan pernah menghabiskan $20.000 (Rp 287,7 juta) hanya untuk bercukur.

Bolkiah dilahirkan pada 15 Juli 1946. Ia masuk SMA di Juala Lumbar, dan kemudian memasuki Akademi Militer Kerajaan Sandhurst di Inggris, hingga lulus pada 1967.

Baca Juga: Aturan Aneh di Istana Buckingham Inggris, Ratu Elizabeth Melarang Masuknya Bawang Putih dan Bawang Merah

Ayahnya Omar Ali Saifuddien III turun tahta pada 1967, dan menunjuk Bolkiah sebagai gantinya pada 5 Oktober tahun yang sama.

Istri pertamanya juga merupakan sepupu pertamanya, Putri Pengiran Anak Saleha, yang kemudian menjadi Raja Isteri atau Ratu.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x