Konflik Taiwan Memanas, Rusia Siap Membantu China Menghadapi Perang Melawan Amerika Serikat

4 Agustus 2022, 21:03 WIB
Senator Vladimir Dzhabarov menjanjikan dukungan Rusia untuk China saat menghadapi perang melawan Amerika Serikat di Taiwan.* /FedCouncil /e2w

ZONA PRIANGAN - Rusia berjanji akan membantu China jika negara Komunis itu bentrok dengan Amerika Serikat (AS) terkait konflik Taiwan.

Namun, Moskow berharap dukungan terhadap China itu bisa berkembang dua arah. Artinya, Beijing juga harus membantu Kremlin saat pasukan Vladimir Putin melanjutkan perang di Ukraina.

Seorang senator top Rusia, Vladimir Dzhabarov mengatakan, wajar Beijing marah atas kunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi ke Taipei karena ini mengusik kedaulatan China.

Baca Juga: Ini yang Membuat Amerika Serikat Melindungi Taiwan, Invasi Gaya D-Day Disiapkan oleh China

Menurut Vladimir Dzhabarov, tidak ada alasan untuk menolak membantu China. "Saya yakin bahwa dalam hal ini China mengharapkan bantuan tertentu dari Rusia," ujarnya.

Vladimir Dzhabarov menambahkan, akan sulit bagi China untuk berhadapan langsung dengan AS tanpa dukungan dari Rusia.

Menyinggung kemungkinan konfrontasi China dengan AS, sekutu Vladimir Putin itu memandang China berperilaku "dengan cara yang terkendali".

Baca Juga: Dua Kapal Induk China Disiapkan untuk Menghadapi USS Ronald Regan yang Beroperasi Dekat Perairan Taiwan

Ketegangan atas Taiwan telah meningkat dalam beberapa hari terakhir dan laporan menunjukkan bahwa latihan tembakan langsung oleh militer China berlangsung hanya 12 mil laut dari pulau yang disengketakan.

Dukungan Rusia untuk China mungkin membuat khawatir beberapa pihak di Barat dan AS setelah Presiden Joe Biden baru-baru ini mengubah kebijakan "ambiguitas strategis" negara itu.

Partai Komunis China (PKC) yang berkuasa memandang reunifikasi dengan Taiwan sebagai bagian penting dari identitas nasional China dan tidak mengesampingkan penggunaan kekuatan militer untuk mendapatkannya kembali.

Baca Juga: Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China Bersumpah Bertarung Sampai Mati, Serangan ke Taiwan Bisa dari Fujian

Media pemerintah China, sementara itu, menyebut kunjungan Pelosi sebagai "salvo perang pembuka."

Mewakili Kongres AS, yang dikenal memiliki dukungan luas untuk Taiwan, Pelosi berkata: "Kami tidak akan meninggalkan komitmen kami kepada Taiwan dan kami bangga dengan persahabatan kami yang langgeng."

Setelah bertemu dengan presiden Taiwan Tsai Ing-wen, Pelosi menambahkan: "Sangat penting agar pesannya jelas.. [AS] berkomitmen untuk keamanan Taiwan ... tapi ini tentang nilai-nilai demokrasi dan kebebasan kita bersama dan bagaimana Taiwan telah menjadi contoh bagi dunia."

Baca Juga: Militer Taiwan Tembak Sepasang Drone China yang Berupaya Menyerang Pulau Kinmen dan Pulau Matsu

"Apakah ada ketidakamanan presiden China terkait dengan situasi politiknya sendiri, saya tidak tahu," ucap Pelosi yang dikutip Mirror.

Pulau Taiwan, yang menamakan dirinya Republik China (ROC), adalah tempat partai nasionalis melarikan diri setelah PKC mengambil alih pada tahun 1949 setelah perang saudara.

Jauh dari pemerintahan komunis otoriter di daratan, Taiwan sekarang menjadi negara demokrasi yang diperintah sendiri dengan militernya sendiri setelah bertahun-tahun reformasi dan ledakan ekonomi.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mirror

Tags

Terkini

Terpopuler