ZONA PRIANGAN - Beberapa dokumen bocor mengungkap bagaimana para petinggi Partai Komunis China, termasuk Presiden Xi Jinping dan Perdana Menteri Li Keqiang, memerintahkan tindakan kekerasan terhadap minoritas Muslim di Xinjiang.
Dokumen-dokumen itu diserahkan secara penuh dalam bentuk digital ke pengadilan pada bulan September, tetapi belum dipublikasikan secara penuh untuk melindungi sumber kebocoran.
Dokumen yang disebut “Xinjiang Papers” itu berisi pidato-pidato para petinggi yang menyerukan penahanan massal hingga kerja paksa terhadap Muslim Uighur.
Baca Juga: Kapal Perusak Rudal AS Masuk Laut Hitam, Antonov: Ada yang Mencoba Kekuatan Rusia
Sebaliknya transkrip dari beberapa dokumen, kutipan panjang, ringkasan dan analisis telah diterbitkan. Dokumen asli tersebut ditinjau oleh Dr James Millward, profesor sejarah antar-sosial di Georgetown University Washington, dan Dr David Tobin sebagai dosen studi Asia Timur di University of Sheffield.
Kebocoran mencakup 11 dokumen dan 300 halaman, Mulai April 2014 hingga Mei 2018.
Dikutip Zonapriangan.com dari The Guardian , Rabu 1 Desember 2021, Xi dan Li disebut membuat pernyataan langsung yang terkait pada kebijakan terhadap Muslim Uighur, termasuk kamp interniran, sterilisasi masal, asimilasi paksa, pendidikan ulang, hingga kerja paksa.
China mendapatkan tekanan dari dunia internasional atas dugaan melakukan pelanggaraan hak asasi manusia di Xinjiang.
Baca Juga: Rusia Mengembangkan Alat Intelijen yang Ampuh Berupa 'Spy Rock' Gaya James Bond
Namun Beijing berulang kali menyangkal telah melakukan genosida terhadap Muslim Uighur.
Pemerintah China menyebut tindakan keras di Xinjiang diperlukan untuk mencegah terorisme dan membasmi ekstremisme.***