Network
ZONA PRIANGAN - Rusia tidak gentar dengan gertakan NATO yang memperkuat persenjataan perang lewat negara sekutu.
Angkatan Laut Rusia langsung menggelar 140 kapal perang dan kapal pendukung untuk operasi di zona pesisir.
Sebelumnya NATO lewat Amerika Serikat (AS) dan Inggris, mengirim tentara dan senjata perang ke Polandia dan Ukraina.
Baca Juga: 8.500 Tentara Amerika Serikat dalam Keadaan Siaga untuk Mencegah Serangan Rusia ke Ukraina
AS juga memberikan sinyal kepada Estonia, Latvia dan Lituania agar menyiapkan dukungan jika Ukraina diserang.
Anggota NATO, Denmark akan mengirim kapal fregat ke Laut Baltik dan merelokasi pesawat tempur F-16 ke Lithuania.
Sebagai respons, Rusia meluncurkan dua kapal kelas Steregushchiy Armada Baltik dari pelabuhan asal mereka di Baltiysk.
Baca Juga: Untuk Imbangi Kekuatan NATO di Polandia, Belarusia Minta Dukungan Senjata Nuklir dari Rusia
Kedua kapal tersebut adalah korvet multiguna canggih Soobrazitelnyy dan Stoikiy, layanan pers armada mengatakan pada hari Senin.
Kapal dari kelas itu sebagian besar dirancang untuk operasi di zona pesisir, tetapi memiliki beberapa kemampuan laut dalam juga.
Pasangan ini akan melakukan sejumlah latihan untuk mengasah keterampilan anggota kru dalam berbagai jenis misi, termasuk deteksi dan pengejaran kapal selam.
Baca Juga: Selain di Perbatasan Ukraina, Pasukan Rusia Memicu Kekhawatiran di Swedia dan Irlandia
Keduanya membawa unit marinir, yang akan berlatih menangkis simulasi serangan teroris di kapal selama periode paparan, seperti melewati selat atau pelabuhan.
Angkatan Laut Rusia tidak merinci ke mana kapal akan menuju, dikatakan mereka telah melakukan perjalanan 'jarak jauh'.
Sementara itu dalam latihan perang, Rusia akan mengeluarkan 60 pesawat dan 10.000 tentara, lapor rt.com.
Baca Juga: Melihat Gelagat Rusia Lakukan Serangan, Kemenlu AS Perintahkan Warga Segera Meninggalkan Ukraina
Pelatihan tersebut akan berlangsung di perairan yang dekat dengan Rusia, serta di bagian-bagian strategis dunia seperti Mediterania atau Laut Utara, kata Kementerian Pertahanan Rusia pekan lalu.***
