ZONA PRIANGAN - Sekitar 15.000 warga sipil dari Mariupol telah dideportasi secara ilegal ke Rusia di tengah kekhawatiran mereka dapat digunakan sebagai sandera.
Para pejabat mengatakan penduduk yang terperangkap di pelabuhan selatan dicabut paspornya sebelum dibawa ke kamp-kamp dan kemudian ke bagian-bagian terpencil Rusia di luar keinginan mereka.
Tadi malam ada klaim yang belum diverifikasi bahwa Mariupol akhirnya jatuh setelah pendukung Kremlin merilis gambar yang dimaksudkan untuk menunjukkan pemimpin separatis yang didukung Rusia, yakni Denis Pushilin tiba di kota bersama dengan politisi Rusia Andrey Turchak dan Dmitry Sablin.
Gambar-gambar lain menunjukkan tank-tank 'Z' Rusia menggelinding di jalan-jalan saat tentara pasukan invasi menjaga pos pemeriksaan masuk dan keluar.
Dewan Mariupol kemarin memperingatkan: 'Penduduk distrik Tepi Kiri mulai dideportasi secara massal ke Rusia, lapor Dailymail, 24 Maret 2022.
'Secara total, sekitar 15.000 penduduk Mariupol telah menjadi sasaran deportasi ilegal.
Mereka yang dideportasi dikatakan pertama kali dibawa ke 'kamp filtrasi' sebelum dipaksa naik bus. Walikota kota Vadym Boichenko mengatakan taktik itu memiliki gema Nazi selama Perang Dunia Kedua.