ZONA PRIANGAN - Dilanda keputusasaan, sejumlah prajurit Vladimir Putin menolak perang dan memilih desersi.
Prajurit Kremlin itu merasa dijebak dan dijebloskan ke medan perang Ukraina yang tidak diinginkannya.
Jumlah tentara yang memilih balik ke Moskow cukup banyak dan tentu saja mereka bakal menghadapi sanksi hukum yang berat.
Kelompok hak asasi manusia Agora mengklaim bahwa lebih dari seribu personel militer dan Garda Nasional menolak berperang di Ukraina pada akhir Maret.
Pavel Chikov, seorang pengacara kelompok itu, menulis di saluran Telegramnya pada 27 Maret: "Para penolak perang mulai datang kepada kami untuk meminta bantuan."
"Kami memiliki informasi bahwa lebih dari 1.000 prajurit dan Garda Nasional dari tujuh kota telah menolak untuk berperang," tuturnya yang dikutip Express.
Baca Juga: Militer Rusia Klaim Tembak Tiga Jet Tempur dan Hancurkan 29 Drone Ukraina di Pertempuran Pulau Ular
Sementara laporan terbaru menunjukkan bahwa brigade Rusia yang bertanggung jawab atas pembantaian Bucha telah musnah dalam pertempuran baru-baru ini.
Brigade Senapan Motor Terpisah ke-64 terlibat dalam pertempuran di sekitar kota timur Izyum.
Chuck Pfarrer, seorang koresponden perang dan mantan tentara AS SEAL, menulis dalam sebuah tweet: "KARMA: Letnan Kolonel Omurbekov Azatbek Asanbekovich adalah komandan Brigade Senapan Motor Terpisah ke-64 - unit yang membantai warga Bucha."
"Laporan menunjukkan bahwa pasukan ke-64 telah musnah dalam pertempuran di Izyum yang menonjol."
Putin telah memberikan gelar kehormatan 'Pengawal' kepada Brigade Senapan Motor Terpisah ke-64 setelah kehancuran itu terjadi.***