Aksi Demo Aktivis LGBT di depan FIFA Museum, Mendesak Hak-hak Komunitas LGBT Jelang Piala Dunia 2022 Qatar

9 November 2022, 14:18 WIB
Pendemo menampilkan plakat sebagai protes asosiasi LGBT+ di depan Museum Sepak Bola Dunia FIFA, saat Qatar akan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, di Zurich, Swiss, 8 November 2022. /REUTERS/Arnd Wiegmann

ZONA PRIANGAN - Puluhan pendemo memprotes di depan FIFA Museum di Zurich pada Selasa untuk mendesak hak-hak komunitas LGBT+ menjelang Piala Dunia yang diselenggarakan oleh negara Teluk Qatar.

Beberapa pemain sepak bola telah menyuarakan keprihatinan atas hak-hak penggemar yang datang d event tersebut, terutama individu dan wanita LGBT+, yang menurut kelompok hak asasi manusia didiskriminasikan oleh undang-undang Qatar.

Dalam sebuah wawancara yang difilmkan di Doha dan akan diputar pada hari Selasa, seorang duta besar Piala Dunia Qatar mengatakan kepada penyiar televisi Jerman ZDF bahwa homoseksualitas, ilegal di negara Muslim konservatif.

Baca Juga: Tim dari Afrika Mengandalkan Pelatih Lokal, Sebuah Terobosan Baru untuk Memberikan Kesempatan Pelatih Lokal

Kelompok All Out yang mengorganisir demo di Zurich mengatakan demonstrasi itu bertujuan untuk "memastikan FIFA dan Qatar tahu bahwa dunia sedang menonton dan bahwa warga di seluruh dunia mengharapkan tindakan".

All Out ingin FIFA menekan Qatar untuk mendekriminalisasi hubungan sesama jenis dan melindungi komunitas LGBT+.

Selain itu, mereka mengklaim FIFA tidak secara terbuka berkomitmen untuk langkah-langkah konkret yang akan menjamin keselamatan penggemar sepak bola LGBT+, pemain gay, atau komunitas LGBT+ lokal.

Baca Juga: Brasil Memasukkan Pemain Veteran Daniel Alves dan Mencoret Penyerang Liverpool Roberto Firmino di Skuad Mereka

"FIFA yakin bahwa semua tindakan yang diperlukan akan dilakukan untuk penggemar dan sekutu LGBTIQ+ untuk menikmati turnamen di lingkungan yang ramah dan aman, sama seperti untuk semua orang," kata juru bicara FIFA menanggapi dalam komentar email, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Posisi FIFA adalah bahwa diskriminasi dalam bentuk apa pun karena orientasi seksual sangat dilarang, kata juru bicara itu, menambahkan:

"Qatar sebagai negara tuan rumah berkomitmen penuh untuk memastikan bahwa setiap orang akan dapat menikmati turnamen di lingkungan yang aman dan ramah, termasuk anggota komunitas LGBTIQ+".

Baca Juga: Piala Dunia 2022 Qatar: Messi Tidak Takut pada Siapa pun di Piala Dunia

Qatar adalah negara Timur Tengah pertama yang menjadi tuan rumah Piala Dunia, tetapi negara kecil itu mendapat tekanan kuat karena perlakuannya terhadap pekerja asing dan undang-undang sosial yang membatasi.

Catatan hak asasi manusia negara itu telah menyebabkan seruan bagi tim dan ofisial untuk memboikot turnamen yang akan digelar mulai 20 November hingga 18 Desember itu.***

 
Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler