ZONA PRIANGAN - Menteri luar negeri Qatar menuduh Jerman memiliki "standar ganda" atas kritiknya terhadap hak asasi manusia tuan rumah sebelum digelarnya Piala Dunia yang memecahkan rekor itu.
Qatar banyak dikritik oleh kelompok hak asasi manusia karena memperlakukan pekerja migran bersama dengan orang asing lainnya, merupakan mayoritas penduduk negara itu.
Bulan lalu, kementerian luar negeri Qatar menunjuk duta besar Jerman yang dipanggil atas komentar Menteri Dalam Negeri Nancy Faeser bahwa catatan hak suatu negara harus diperhitungkan ketika dipilih untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia.
Baca Juga: Pemilik Liverpool Fenway Sports Group Pertimbangkan Pemegang Saham Baru
"Pada satu sisi, penduduk Jerman disalahartikan oleh politisi pemerintah, di sisi lain, Pemerintah dalam hal energi atau kemitraan investasi tidak masalah dengan kami," kata Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani kepada surat kabar Frankfurter Allgemeine Zeitung dalam sebuah wawancara, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
"Kami kecewa dengan standar ganda," katanya, seraya menambahkan bahwa dalam 12 tahun sejak terpilih menjadi tuan rumah Piala Dunia, Qatar telah ditentang, tidak seperti negara lainnya yang pernah jadi tuan rumah Piala Dunia.
Sungguh ironis ketika kritikan itu justru datang dari negara-negara di kawasan Eropa yang menyebut dirinya penganut demokrasi liberal. Kedengarannya sangat arogan, blak-blakan dan sangat rasis," katanya kepada surat kabar tersebut.
Baca Juga: Jorge Martin Raih Pole Position di GP Valencia, Fabio Quartararo Unggul atas Bagnaia
Sheikh Mohammed mengatakan politisi Jerman seharusnya lebih fokus pada kejahatan kebencian yang terjadi di dalam perbatasan negara mereka sendiri.***