ZONA PRIANGAN - Francesco Bagnaia meraih kemenangan di MotoGP Qatar setelah berhasil menyesuaikan diri dengan set-up dan strategi yang benar-benar baru dalam waktu singkat. Bagnaia khawatir dengan Ducati GP24-nya setelah finis keempat di Sprint pada hari Sabtu. Namun, setelah menunjukkan keahlian dalam memecahkan masalah melalui data, Ducati memperbaiki motornya untuk balapan hari Minggu.
Langkah ini memungkinkan juara bertahan Bagnaia untuk mengendalikan jalannya menuju kemenangan.
“Saya mencoba untuk menjadi yang pertama sesegera mungkin. Itu adalah strategi," kata Bagnaia, dikutip ZonaPriangan.com dari TNT Sports.
Baca Juga: Peringkat Pembalap MotoGP Qatar: Bagnaia, Binder, dan Martin Bersaing Sengit!
"Karena jika Anda memulai dengan baik dan berada di posisi pertama, Anda dapat mengelola segalanya dengan lebih baik.
“Saya tahu kecepatan saya cukup kuat untuk membuka celah sehingga saya mencoba melakukannya.
“Tim saya melakukan pekerjaan yang sangat baik mulai dari [Sabtu] malam. Balapan sprint menjadi pelajaran bagus untuk memahami limit motor kami.
Baca Juga: Kemenangan Sensasional Francesco Bagnaia di MotoGP Qatar 2024!
“Motor ini agak berbeda dalam hal kinerja. Anda melakukan lap time dengan cara yang berbeda.
"Dua balapan dilakukan dengan cara yang benar-benar berbeda.
[Dalam sprint] Saya melakukan banyak kecepatan di tikungan dan [di grand prix] benar-benar sebaliknya, hanya dengan pengereman.
"Jadi, itu menarik untuk dipahami. Tim saya memiliki banyak data untuk dipahami.
“Ini sangat berguna untuk sisa kejuaraan".
Baca Juga: Rahasia Sukses Bagnaia di Grand Prix Qatar: Strategi Balap yang Mengejutkan dan Kinerja Luar Biasa
Cara Bagnaia yang ‘benar-benar berbeda’ di balapan sprint dan grand prix, kemudian dianalisis.
Michael Laverty mengatakan: “Anda memiliki 22 liter bahan bakar. Satu liter per lap. Anda harus mengelola itu.
“Anda memiliki sekitar 800 gram ban belakang. Mengelolanya selama balapan adalah krusial.
“Dia membuat lap time dengan mendekati limit sebanyak mungkin, pada pengereman, untuk mendapatkan sepersekian detik di sana. Itu tidak terlalu banyak menggerus ban.
Baca Juga: Sensasi Kontrak Baru Francesco Bagnaia: Gaji Fantastis di MotoGP
“Sementara [dalam sprint] dia melintasi tikungan, menggunakan karet untuk membuat motor berbelok, untuk mengejar lap time, meningkatkan suhu yang sebenarnya menurunkan performa.
“Jadi mereka menemukan solusi. Mereka menggunakan 40 grab karet dengan sempurna per lap, sama dengan satu liter bahan bakar. Itu matematika!
"Itu di mana Ducati benar-benar unggul. Bagnaia adalah seorang ahli matematika - dia menghitung semuanya, tahu apa yang bisa dia lakukan, dan setiap kali dia tampil seperti itu adalah suatu kebahagiaan untuk ditonton".
Baca Juga: Pecco Bagnaia: Mesin Balap Tak Terkalahkan atau Hanya Keberuntungan?
Sylvain Guintoli menambahkan: “Sirkuit ini sangat unik untuk kejuaraan.
“Jadi saya pikir itu adalah solusi khusus untuk masalah yang dihadapi di sini.
“Tapi itu menunjukkan kekuatan yang dimiliki Ducati dengan data mereka untuk memecahkan masalah, dan kemampuan Pecco untuk beradaptasi.
"Mereka memutuskan bersama bahwa mereka tidak dapat mempertahankan performa untuk balapan dengan menggunakan ban belakang sebanyak itu.
Baca Juga: Francesco Bagnaia Bertahan di Ducati: Era Baru Menuju Sejarah MotoGP
“Mereka mengubah geometri motor untuk membuatnya lebih efisien di zona pengereman, dan mengatakan pada Pecco ‘Anda perlu menghasilkan lap time di zona pengereman’. Itu mudah diucapkan…
“Sulit untuk melakukannya tanpa mengorbankan kecepatan dan keluar tikungan. Dia menyesuaikan diri dengan sangat cepat - hampir dalam pemanasan saja, selama 10 menit, untuk cara baru menghasilkan lap time untuk memenangkan balapan. Itu cukup menakjubkan".
Bagnaia, yang telah memenangkan gelar MotoGP dalam dua musim terakhir, mengakhiri seri pembuka musim 2024 sebagai pemimpin klasemen.***