Network
Satu-satunya noda pada karir Lukaku sejauh ini adalah pada kontrak pertamanya di Chelsea saat ia gagal mencetak gol dalam 15 penampilan.
Direkrut sebagai pemain berusia 18 tahun sebagai pewaris Didier Drogba, Lukaku dengan cepat menjadi frustrasi karena kurangnya peluang di tim utama.
Drogba menjadi pahlawan karena musim pertama Lukaku sebagai pemain Chelsea berakhir dengan mereka memenangkan Liga Champions untuk pertama kalinya dalam sejarah klub.
Tetapi dia kemudian menyatakan bahwa dia merasa tidak berperan dalam kesuksesan itu karena kesempatan bermainnya yang terbatas.
Masa pinjaman yang produktif dengan West Brom dan kemudian Everton membuktikan kemampuan Lukaku untuk mencetak gol di Liga Premier, sebelum ia pindah permanen ke The Toffees pada 2014.
Setelah mencetak 87 gol dalam tiga musim bersama Everton, Chelsea datang memanggil lagi tetapi Lukaku malah bergabung dengan Manchester United dengan transfer awal 75 juta pound atau sekitar Rp1,4 triliun.
Tujuh gol dalam tujuh pertandingan Liga Premier pertamanya secara singkat memberi United harapan untuk menantang Manchester City untuk gelar juara Liga Premier pada musim 2017-18, tetapi roda dengan cepat datang dari waktu Jose Mourinho di Old Trafford.
Lukaku mencetak dua gol dalam kebangkitan United yang terkenal untuk mengalahkan Paris Saint-Germain di babak 16 besar Liga Champions pada bulan-bulan awal kepemimpinan manajer Ole Gunnar Solskjaer, tetapi ia juga tidak disukai di bawah pelatih Norwegia yang mempertanyakan soal tingkat kebugarannya.
