Guru Tidak Mengerti Arti Sedekah dan Laporkan Murid 11 Tahun ke Polisi Antiterorisme

- 28 Juni 2021, 23:05 WIB
Ilustrasi kalau punya uang banyak untuk sedekah.*
Ilustrasi kalau punya uang banyak untuk sedekah.* /Pixabay /Purwaka Seta

ZONA PRIANGAN - Gegara guru tidak mengerti arti sedekah, seorang murid sekolah dasar dilaporkan ke polisi antiterorisme Inggris.

Insiden itu diawali dengan pertanyaan guru kepada murid-muridnya, jika punya uang banyak akan digunakan apa?

Sebagian besar murid menjawab membeli mobil, rumah, handphone dan barang berharga lainnya.

Baca Juga: Perdana Menteri Boris Johnson Kini Punya Kembaran Bayi 3 Bulan Bernama St David, Coba Perhatikan Rambutnya

Seorang murid beragama Islam usia 11 tahun menjawab beda. Dia mengatakan uang yang banyak itu untuk sedekah.

Murid dari keluarga Muslim itu dikenal cerdas. Gurunya sangat khawatir dengan kata sedekah.

Sang guru mengartikan sedekah sebagai senjata. Dalam benak guru, si murid jika punya uang banyak akan membeli senjata.

Baca Juga: Penderita Hiperinsulinisme: Ini Bayi Ajaib, Baru Lahir Rambutnya Sudah Gondrong

Persoalan makin kacau, ketika murid berkata sedekah itu akan diberikan kepada orang-orang tertindas (miskin).

Kalimat itu diartikan oleh guru, si murid akan membagikan senjata kepada golongan tertentu.

Sang guru merujuk anak tersebut ke program pencegahan anti-teror tanpa mendapatkan persetujuan sebelum membagikan datanya ke unit.

Baca Juga: Kasihan Ayam Kalkun, Sejumlah Negara Tidak Mau Mengakui Sebagai Tempat Kelahirannya

Mail Online melaporkan, polisi menutup kasus tersebut setelah mengetahui duduk perkaranya.

Polisi juga tidak menemukan tanda-tanda radikalisasi atau ekstremisme, atau ancaman apa pun terhadap keamanan nasional.

Kini giliran orangtua murid yang mengambil tindakan hukum terhadap sekolah dan menuntut permintaan maaf tertulis.

Baca Juga: Beruntunglah Memiliki Anak Perempuan, Itu Bisa Menjadi Pembebas dari Api Neraka

Orangtua murid juga minta ganti rugi dan penghapusan rujukan Prevent dari catatan anak laki-laki itu sebelum dia masuk sekolah tata bahasa.

Orangtua juga menuduh bahwa guru yang merujuk putra mereka ke Prevent melanggar Undang-Undang Kesetaraan 2010.

Pengacara yang mewakili orangtua anak laki-laki itu mengatakan kasus itu menunjukkan betapa 'berbahayanya' program Prevent dan menyerukan agar unit itu dihapus.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Mail Online News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah