Keseimbangan Lingkungan dan Teknologi: Program Hujan Buatan Dubai yang Ramah Lingkungan

- 18 April 2024, 06:21 WIB
Mobil melintasi jalan yang tergenang air setelah hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024.
Mobil melintasi jalan yang tergenang air setelah hujan badai di Dubai, Uni Emirat Arab, 17 April 2024. /REUTERS/Rula Rouhana

Para ilmuwan di balik program ini fokus pada menganalisis karakteristik fisik dan kimia atmosfer UEA, terutama aerosol dan polutan, serta pengaruhnya terhadap pembentukan awan.

Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi agen yang efektif untuk merangsang pertumbuhan awan dan akhirnya meningkatkan curah hujan.

Baca Juga: Bencana Banjir Tak Mampu Menghentikan Pernikahan 'Ajaib' Ini

Setelah awan yang kondusif diidentifikasi, pesawat khusus dilengkapi dengan flare hidroskopis terbang ke langit.

Flare ini, dipasang di sayap pesawat, mengandung komponen material garam. Setelah mencapai awan target, flare ditembakkan, melepaskan agen penyemaian ke dalam awan.

Partikel garam berfungsi sebagai inti di sekitar mana tetesan air mengembun, akhirnya menjadi cukup berat untuk jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan.

Baca Juga: Ain Dubai, Roda Ferris Terbesar di Dunia, Mengalami Masalah Teknis? Simak Fakta-Fakta Menariknya

"NCM telah mendirikan jaringan nasional dari 86 stasiun cuaca otomatis (AWOS) untuk pemantauan cuaca, enam radar cuaca yang mencakup seluruh UEA, dan satu stasiun udara atas.

"Pusat ini juga telah membuat basis data iklim dan membantu dalam pengembangan Prediksi Cuaca Numerik yang sangat akurat dan perangkat lunak simulasi di UEA," demikian deskripsi UAEREP tentang proses tersebut, dikutip ZonaPriangan.com dari AFP.

"Saat ini, NCM mengoperasikan empat pesawat Beechcraft King Air C90 dari Bandara Al Ain yang dilengkapi dengan teknologi dan perangkat terbaru yang digunakan untuk penyemaian awan dan penelitian atmosfer".

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah