AHY Buka Pintu Maaf Kepada Moeldoko, meskipun Telah Membegal Demokrat dan Merusak Demokrasi

30 Maret 2021, 13:04 WIB
Ketua Umum ParAgus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjawab tuduhan dari KSP Moeldoko dengan menyebut bahwa ideologi Demokrat adalah Pancasila.* /ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

ZONA PRIANGAN - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Jenderal (Purn) TNI Moeldoko mengungkap alasan yang membuat dirinya memutuskan tawaran untuk memimpin Partai Demokrat lewat forum Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Sibolangit, Deliserdang beberapa waktu lalu.

Dalam akun instagramnya @dr_moeldoko, Minggu 28 maret 2021, Moeldoko membeberkan alasan yang membuat dirinya menerima tawaran memimpin partai dari para kader partai Demokrat yang hadir dalam forum KLB.

"Ada situasi khusus dalam perpolitikan nasional yaitu telah terjadi pertarungan ideologis yang kuat menjelang 2024,"ujarnya.

Baca Juga: Andi Arief: Pak Moeldoko Sudah Pasang Kuda-kuda dan Mau Cuci Tangan

Baca Juga: Seni Mural Menjadi Imun Tubuh bagi Seniman Lukis di Majalengka

Moeldoko menyatakan sebagai orang yang didaulat memimpin Partai Demokrat, dia melihat ada kekisruhan yang sudah terjadi. Dimana, arah Demokrasi sudah bergeser di dalam tubuh partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut.

Moeldoko menyebut pertarungan ini terstruktur dan gampang dikenali. Menurutnya, ini telah menjadi ancaman bagi cita-cita menuju Indonesia Emas pada 2045.

Moeldoko menegaskan bahwa hal ini bukan sekedar menyelamatkan Demokrat, tapi juga menyelamatkan bangsa dan negara.

Baca Juga: Arya Saloka Tidak Terlalu Aktif di Media Sosial dan Jarang Membuka Instagram

"Untuk itu semua berujung pada keputusan saya menerima permintaan untuk memimpin Demokrat," ujar dia.

Hal ini mendapat respon dari Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), dirinya berharap Moeldoko mengakui jika telah tertipu oleh makelar politik dalam KLB Deli Serdang.

"Pertanyaannya, beranikah Moeldoko mengakui pernah atau tertipu oleh para makelar politik," kata AHY dalam jumpa pers menanggapi pernyataan Moeldoko di Jakarta Senin, 29 Maret 2021.

Baca Juga: Anya Geraldine Sukses Menurunkan Berat Badan, Turun 3Kg hanya Dalam Sepekan

AHY menegaskan kumpulan orang-orang yang hadir dalam kongres luar biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang tidak lebih dari orang-orang yang melawan hukum.

Lebih jauh AHY mengatakan, bagaimana mungkin Moeldoko mengakui sebagai ketua, apabila KLB Deli Serdang tidak sesuai dengan konstitusi Demokrat yang sudah disahkan pemerintah pada 2020.

Selain itu, AHY menyampaikan bahwa setelah tiga minggu tidak memberikan pernyataan, ternyata Moeldoko tidak mampu memberikan pernyataan yang benar.

Baca Juga: Lepas dari Kiwil Kehidupan Meggy Wulandari Lebih Bahagia tapi Menangis Ketika Bertemu Anak Tiri

Menurutnya, Moeldoko malah seolah menghasut dengan pertentangan ideologi.

Hal ini lantaran sejak awal para kader Demokrat menilai bahwa, Moeldoko tidak memperhatikan etika dan nilai-nilai moral yang dipedomani sebagai bangsa yang beradab.

Tak hanya itu, namun menurut AHY, kader Demokrat dan masyarakat luas mempertanyakan kapasitas Moeldoko sebagai pejabat tinggi negara dalam mengambil keputusan secara serampangan dan gegabah, emosional dan jauh dari akal sehat.

AHY menegaskan pihaknya membuka pintu maaf kepada Moeldoko, meskipun para kader dan simpatisan demokrat sangat marah dan kecewa, yang telah membegal demokrat dan merusak demokrasi.**

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler