53 Awak Kapal Selam KRI Nanggala-402 Bakal Sulit Bernafas jika Sampai Sabtu Belum Diketemukan

22 April 2021, 20:51 WIB
Lokasi terakhir kapal selam KRI Nanggala-402 sebelum hilang kontak.* /The Sun/

ZONA PRIANGAN - Kabar duka bakal diterima keluarga 53 awak KRI Nanggala-402, jika sampai Sabtu 24 April 2021 kapal selam itu belum ditemukan.

Sebab jatah oksigen kapal selam KRI Nanggala-402 tersisa 72 jam lagi, artinya selepas Sabtu 53 awak akan kesulitan bernafas.

Pencarian terhadap kapal selam KRI Nanggala-402 masih terus dilakukan dengan mengerahkan 6 kapal perang, satu helikopter, dan 400 orang tim penyelamat.

Baca Juga: Cewek Cantik Ini Masuk Daftar Pembunuhan Korea Utara, Merasa Selalu Diawasi Kim Jong-un

Beberapa negara menawarkan bantuan, sementara Singapura dan Malaysia sudah mengirimkan kapal pencari.

Pemerintah AS, Australia, Prancis, dan Jerman kemungkinan bergabung dalam pencarian kapal selam KRI Nanggala-402.

Sebelum hilang kontak, kapal selam KRI Nanggala-402 sedang melakukan latihan torpedo.

Baca Juga: Jika Umat Muslim Khatam Alquran di Bulan Ramadan maka Ini Jumlah Pahala yang Akan Diterima

Beberapa laporan mengatakan kontak hilang dengan kapal selam setelah diberi izin untuk menyelam ke perairan yang lebih dalam.

Tumpahan minyak yang ditemukan di dekat tempat kapal selam menyelam dapat menunjukkan kerusakan tangki bahan bakar.

Namun tumpah minyak juga bisa sebagai pertanda atau menjadi sinyal dari awak kapal selam minta pertolongan.

Baca Juga: Sering Tak Sengaja Melihat Tetangganya Mandi, Wanita Ini Memutuskan untuk Pindah Rumah

Kepala Staf Angkatan Laut Yudo Margono mengatakan akan ada cukup oksigen bagi para pelaut untuk bertahan hingga Sabtu.

"Kapal selam itu telah menerima surat kelayakan dari angkatan laut," kata Yudo Margono seperti dikutip The Sun.

Yudo mengungkapkan telah menemukan sebuah benda dengan "gaya magnet tinggi" yang mengambang di kedalaman 50 hingga 100 meter.

Baca Juga: Orang Asli Papua Berbondong-bondong Ingin Bekerja di Perkebunan

Kapal seberat 1.395 ton itu dibangun di Jerman pada tahun 1977, menurut kementerian pertahanan, dan bergabung dengan armada Indonesia pada tahun 1981.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: The Sun

Tags

Terkini

Terpopuler