Luhut: Masyarakat Tidak Paham Bagaimana Upaya Pemerintah Menekan Harga PCR Serendah Mungkin

11 November 2021, 06:50 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan pada Deddy Corbuzier terkait dugaan bisnis PCR yang dijeratkan kepadanya. /Tangkapan layar Youtube.com/Deddy Corbuzier.

ZONA PRIANGAN - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marinves), Luhut Binsar Pandjaitan, dan Menteri BUMN, Erick Thohir, yang dituding terlibat dalam bisnis tes PCR, masih menjadi sorotan berbagai pihak.

Saat menghadiri Podcast Deddy Corbuzier, Rabu 10 November 2021 Luhut mengutarakan berbagai hal mengenai bisnis PCR tersebut.

Dalam kesempatan tersebut Deddy Corbuzier menanyakan terkait harga PCR yang saat ini bisa turun drastis, maka diduga sebelumnya banyak perusahaan penyedia jasa PCR yang ambil untung besar dari gejolak pandemi.

Baca Juga: Refly Harun: Pasangan Anies Baswedan-Ganjar Pranowo Ideal, Melengkapi dan Menarik Untuk Mempersatukannya

Menurut Luhut di awal-awal pandemi harga PCR bisa mencapai 5 sampai 7 jutaan.

"Sekarang bisa turun, berarti dari dulu mengambil keuntungan besar,” tanya Deddy Corbuzier.

Luhut Binsar Pandjaitan pun menjawab agar Deddy Corbuzier berpikir jernih.

Baca Juga: Refly Harun: Jokowi Sudah Membebaskan Menteri-menterinya 'Jual Diri' Untuk Meningkatkan Elektabilitasnya

“Kalau kita balik ke awal tahun lalu, cobalah flashback artinya jernih berpikir. Kita dulunya menganggap ini (covid-19) hanya flu biasa. Begitu kasusnya naik kita kebingungan,” ujar Luhut.

Di saat itu, harga tes PCR menurutnya memang sangat tinggi di kisaran Rp5 hingga Rp7 jutaan, dan hasil tesnya baru bisa keluar seminggu kemudian.

Atas kondisi itu, Luhut memerintahkan jajarannya untuk mencari alat tes PCR dengan harga yang murah agar bisa digunakan untuk masyarakat umum.

Baca Juga: Febri Diansyah: Saya Tidak Yakin KPK Akan Mengusut Formula E dan Bisnis PCR, Hanya Omongan Saja atau Serius ?

Luhut mengungkapkan Waktu itu PCR Rp5 juta bahkan sampai Rp7 juta. Lalu rakyat kecil gimana?

Disitulah kita mulai cari jalan keluar. Cari yang murah. Harganya di Eropa mahal, kita cari di Cina, ketemu brand yang tidak terkenal tapi hasilnya sangat baik dan harganya sepersepuluh. Disitulah harga mulai turun terus.

Setelah dapat alat yang murah ini, maka Luhut menyebut harga PCR di Indonesia pun mulai bisa diturunkan.

Baca Juga: Refly Harun: Menyayangkan Empat Kali Reuni Akbar 212 Tidak Diliput Televisi Nasional Secara Layak

Namun ia menyebut masyarakat tidak paham bagaimana upaya pemerintah menekan harga PCR agar bisa serendah mungkin.

Dari pengalaman Luhut belum lama ini dari Amerika Serikat, ia mengaku harga tes PCR di negara tersebut justru masih sangat tinggi yaitu 350 Dollar (sekitar 5 juta Rupiah).

Meski begitu, Luhut menyebut agar tes PCR di Indonesia harusnya bisa ditekan di angka Rp200an.

“Tapi emang bener pada waktu itu ada company company yang menguntungkan tinggi?" tanya Deddy Corbuzier.

Baca Juga: Rocky Gerung: Erick Thohir Kerahkan Buzzer dan Memamerkan Sendiri Boroknya BUMN yang Dia Pimpin

Luhut Menjawab tidak tahu persis terkait hal tersebut.

"Saya gak persis tau yah, karena saya gak selalu ngecek. Hanya saya selalu ngomel kenapa harganya ini gak bisa diturunin lagi. Jadi ini supply-demand aja dalam keadaan chaos begitu," ujarnya.

Dirinya juga menegaskan kepada Deddy jika jangan menilai keadaan chaos di awal pandemi dengan kondisi hari ini yang penularannya sudah menurun.

Baca Juga: CEK FAKTA Tommy Soeharto Sponsori Reuni 212, Simak Ulasannya.

Menurutnya hal tersebut tidak adil, karena pada situasi awal pandemi Covid-19 pemerintah harus mengambil keputusan dengan cepat agar tidak memakan banyak korban.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Deddy Corbuzier

Tags

Terkini

Terpopuler