Sekolah Rusak di Kadipaten, Sudah Ajukan Proposal Namun Tak Kunjung Ditindaklanjuti

- 16 Juni 2021, 15:30 WIB
Murid Sekolah Sekolah Dasar Negeri Karangsambung 6, di Blok Leuweungbata, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten terpaksa belajar di ruangan kecil karena ruang kelas hampir seluruhnya rusak tidak bisa dipergunakan.
Murid Sekolah Sekolah Dasar Negeri Karangsambung 6, di Blok Leuweungbata, Desa Karangsambung, Kecamatan Kadipaten terpaksa belajar di ruangan kecil karena ruang kelas hampir seluruhnya rusak tidak bisa dipergunakan. /Zonapriangan.com/Rachmat Iskandar ZP

Kelas I sebanyak 6 orang, Kelas II sebanyak 9 orang, kelas III hanya 5 orang, kelas IV paling banyak 11 orang, kelas V sebanyak 7 orang dan kelas VI yang lulus tahun inis ebanyak 9 orang. Sedikitnya jumlah murid karena mereka yang sekolah di SD Karangsambung 6 seluruhnya berasal dari satu Blok yaitu Blok Leuweungbata.

Menurut Suarno dan Bento, sekolah dimerjerpun tidak memungkinkan karena jarak leuweungbata dengan sekolah lain cukup jauh melintasi toangan dan areal pesawahan.

Baca Juga: Ikea Didenda Rp19 Miliar Karena Kumpulkan Data Pelanggan Secara Curang

Malah menurut Bento, karena jumlah muridnya sedikit, jarang ada kepala sekolah yang bersedia ditugaskan terlalu lama di sekolah tersebut, kadang tidak sampai 2 tahun sudah pindah ke sekolah lain.

“Seolah-olah sekolah hanya dijadikan pijakan sementara untuk diangkat menjadi kepala, setelah itu pindah ke tempat lain,” katanya.

Para guru dan murid seperti yang disampaikan Ima dan Irpan kelas IV berharap sekolahnya bisa diperbaiki agar nyaman dan memiliki kebangaan belajar di sekolah yang nyaman dan bagus, tidak dihantui oleh gedung yang sewaktu-waktu bisa runtuh.

Baca Juga: Ilmuwan Menemukan Metode Pengisian Gadget dengan Mengetuk Tubuh Manusia sebagai Media Transmisi Daya Nirkabel

Pertimbangan lainnya sekolah tersebut berada di pinggir jalan antara Kadipaten-Kertajati lintas Leuweungbata yang kini sudah menjadi jalur jalan utama yang setiap saat dilintasi lalulintas kendaraan menuju Kertajati atau sebaliknya karena jalur jalan utama lintas Monjot rusak parah.

“Sekarang jalan depan sekolah bukan jalur alternatif lagi tapui jalur jalan utama, siang malam kendaraan melintas ke sini. Malu kondisi sekolah rusak seperti ini dilihat orang luar,” ungkap Asep Trisno warga Desa Pakubeureum.

Ketua Komisi IV DPRD Majalengka Hanuradjasa Tatang Rijana mengatakan, banyak gedung sekolah yang mengalami kerusakan bahkan lebih dari setengahnya.

Halaman:

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah