Dampak Covid-19, KPA Subang Khawatir Kasus AIDS Meningkat

- 13 Agustus 2020, 20:10 WIB
dr.Arif Hidayat Rahman yang menjelaskan soal pengobatan ARV bagi ODHA pada rapat koordinasi dan evaluasi KPA Subang.*/DALLY KARDILAN/ GALAMEDIA
dr.Arif Hidayat Rahman yang menjelaskan soal pengobatan ARV bagi ODHA pada rapat koordinasi dan evaluasi KPA Subang.*/DALLY KARDILAN/ GALAMEDIA /

ZONA PRIANGAN -Pandemi Covid-19 ternyata dirasakan dampaknya pada pelaksanaan program pencegahan dan penanggulangan HIV, khususnya pengobatan ARV bagi orang dengan HIV/AIDS (ODHA).

Dikuatirkan kasus HIV jumlahnya meningkat karena tidak terdeteksi.

“Kita bersama relawan yang sudah berusaha semaksimal mungkin mencari dan mengadvokasi.

Baca Juga: 63 Kepala Sekolah SMP Mundur Bersamaan, Diduga karena Diperas Sejumlah Oknum Jaksa, KPK Buka Suara

Namun dalam proses pengobatannya terjadi hambatan ketersediaan obat ARV, “kata Wakil Sekretaris I KPA Subang, dr.H.Encep Sugiana,MH.Kes didampingi Pengelola Program, Nurbayanti,SH usai mengikuti rapat koordinasi di Betha Hotel, Kamis, 13 Agustus 2020.

Rakor dan Evaluasi KPA Subang yang dibuka Ketua Harian, H.Aminudin,M.Si  membahas akses ARV bagi ODHA di tengah pandemic Covid-19.

“Dampak Covid memang sangat terasa, tidak hanya dalam pelaksanaan program KPA saja, tetapi juga oleh pemerintah daerah dan masyarakat.

Baca Juga: Ditembak 4 Kali, Seorang Pria Tewas dengan Luka di Bagian Kepala di Ruko Royal Gading Square Jakarta

Namun kita tetap harus terus berupaya melakukan yang terbaik bagi kehidupan generasi mendatang, “katanya.

Soal adanya kekurangan anggaran dan adanya hambatan sehingga dikeluhkan para ODHA dalam pengobatan agar dibicarakan lebih lanjut dengan dinas terkait.

Sebab masalah HIV/AIDS yang sama-sama akibat virus lebih ganas dibanding Covid-19.

Baca Juga: RSUD Sumedang Tetap Buka Walau Banyak Tenaga Medis yang Terpapar Covid-19

Yang paling dikuatirkan bila ada hambatan ketersediaan pengobatan, menurunya jumlah ODHA serta rentan terpapar Covid-19 karena harus bolak balik ke RS atau Puskesmas satelit ARV.

Beberapa ODHA yang hadir pada pertemuan mengungkapkan keluhannya karena yang biasanya obat ARV diperoleh untuk 1 bulan, berkurang menjadi 2 minggu, 1 minggu bahkan ada yang cukup 5 hari.

“Yang kami pikirkan bagaimana keseriusan pemerintah dalam menanggulangi penyakit ini, apalagi ada alat pengetes keberhasilan pengobatan, CD4 di RSUD Ciereng tidak bisa digunakan.

Baca Juga: Soal Suplai Pemain, PT Persib Bandung Bermartabat VS Persatuan Sepak Bola 36 Tuai Konflik

Salah seorang pembicara dari RSUD, dr.Arif Hidayat Rahman mengakui adanya keterlambatan dan terbatasnya stok obat ARV di rumah sakitnya dan ini kembali ke dinas kesehatan.

“Hanya kita juga memiliki grup tersendiri, ternyata bukan hanya Subang, tetapi kabupaten kota lain pun mengalami nasib yang sama semenjak pandemic Covid-19,”ungkapnya.***

Editor: Yudhi Prasetiyo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x