Kutub Bumi Bergeser Sejak 1990-an, Dampaknya Durasi Hari Semakin Lama

3 Mei 2021, 23:11 WIB
Akibat pemanasan global mengubah kutub Bumi sejak 1990-an.* /NASA /JPL-Caltech

ZONA PRIANGAN - Mencairnya es di kutub akibat pemanasan global kemungkinan mengubah kutub Bumi sejak 1990-an, menurut sebuah riset baru.

Menurut studi baru yang dipublikasikan Geophysical Research Letters, perputaran poros Bumi selalu menggerakkan dan bagaimana air didistribusikan di permukaan Bumi merupakan faktor penyebab arus laut.

Mencairnya gletser telah mendistribusi ulang air laut yang menyebabkan arah kutub menyimpang dan mempercepat ke arah timur selama pertengahan tahun 1990-an.

Baca Juga: Ini 10 Nama yang Mengguncang Dunia, Ada Mark Zuckerberg dan Jack Ma, Nomor 10 Berasal dari Indonesia

Mencairnya gletser hampir berlipat kecepatannya selama 20 tahun terakhir, menurut studi terbaru yang dipublikasikan di Nature.

Antara tahun 2000 dan 2019, gletser hilang sebanyak 267 gigaton es per tahun, yang meningkatkan kira-kira seperenam ketinggian permukaan laut secara global.

“Polaritas Bumi tidaklah konstan,” kata NASA dalam menjelaskan pergeseran kutub ini.

Baca Juga: Ini 7 Cara agar Otak, Jantung, Ginjal, Pankreas, Hati, Usus, dan Perut Tetap Sehat

“Bumi telah stabil pada 20 juta tahun dalam pola pembalikan kutub yang terjadi setiap 200.000 hingga 300.000 tahun, walaupun lebih dari dua kali terjadi pembalikan kutub.

Menurut NASA, kutub utara magnet telah merayap ke arah utara lebih dari 600 mil sejak awal abad ke-19, dengan kecepatan 40 mil per tahun.

Sementara pada awal abad ke-20 bergerak dengan kecepatan 10 mil per tahun.

Baca Juga: Kematian Osama bin Laden Masih Jadi Misteri, Ada yang Mengklaim Pembunuhan di Pakistan Cuma Sandiwara

Menurut para peneliti, selama pertengahan tahun 1990-an, pencairan gletser kembali mendistribusi banyak air dan mengubah arah kutub secara rutin tidak hanya berubah ke timur tetapi juga dipercepat.

Studi ini mencatat bahwa rata-rata kecepatan penyimpangan antara 1995 dan 2020 meningkat sekitar 17 kali dari rata-rata kecepatan antara 1981 dan 1995.

Para peneliti menemukan bahwa kontribusi kehilangan air dari kawasan kutub merupakan penggerak utama penyimpangan kutub, yang menjelaskan perubahan ke arah timur dalam penyimpangan kutub Bumi.

Baca Juga: Joe Biden Tercatat Sebagai Presiden Usia Tertua, Jose Mujica Merupakan Presiden Termiskin

Vincent Humphrey, seorang ilmuwan iklim di Universitas Zurich, Swiss mengatakan bukti ini menjelaskan berapa banyak aktivitas langsung manusia bisa berdampak pada perbuahan masa air di daratan.

Perubahan poros Bumi saat ini tidak cukup berdampak besar pada kehidupan sehari-hari. Humphrey mengatakan ini hanya mengubah lamanya hari, tetapi hanya dalam satuan milidetik.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Nature

Tags

Terkini

Terpopuler