ZONA PRIANGAN – Aplikasi pesan Telegram berhasil mengumpulkan 70 juta pengguna
baru ketika layanan Facebook berhenti pada Senin lalu, membuat orang-orang tidak bisa terhubung hampir enam jam.
Seperti dilaporkan oleh Reuters, hal ini diungkapkan oleh pendiri Telegram Pavel Durov dalam kanal Telegram-nya.
“Angka pertumbuhan harian Telegram melebihi normalnya dengan orde yang besar, dan kami menerima lebih dari 70 juta pengungsi dari platform lain dalam satu hari,” ujarnya.
Durov menyebutkan beberapa pengguna di Amerika Serikat mengalami kecepatan yang terendah.
Hal itu akibat beban jutaan yang mencoba masuk pada platform ini untuk kebanyakan pengguna, namun layanan ini berjalan baik.
“Saya bangga bagaimana tim kami menangani pertumbuhan yang tak disangka ini karena Telegram terus bekerja dengan baik untuk mayoritas pengguna yang besar,” tambahnya seperti dilansir Indiatimes.com.
Baca Juga: Gulagu.Net Bocorkan Video Perkosaan Napi di Penjara Rusia, Nama Vladimir Putin Terseret
Para pengguna berebut untuk mencari alternatif seperti Telegram dan bahkan Signal ketika WhatsApp, Facebook Messenger, dan Instagram mengalami down.
Setelah layanan Facebook mati, orang-orang mulai menggunakan platform media sosial lainnya seperti Twitter.
Twitter pun menyapa mereka dengan tangan terbuka dengan cuitan, “Hello, semuanya!”.
Baca Juga: Sarjana Alkitab Ramalkan Kiamat dengan Kemunculan Komet Leonard pada 12 Desember 2021
Kepala antimonopoli Uni Eropa Margrethe Vestager menyatakan bahwa berhentinya layanan ini membuka mata bagi orang-orang yang terlalu bergantung pada para pemain besar.
Vestager menggarisbawahi kebutuhan akan keberadaan banyak pesaing di pasaran.
Facebook, dalam sebuah pengumuman, mengungkapkan bahwa berhentinya layanan akibat kesalahan perubahan konfigurasi yang melumpuhkan seluruh layanan raksasa media solial ini, tidak hanya untuk para konsumen, tetapi juga para pekerjanya.***