ZONA PRIANGAN - Ledakan di laboratorium kimia mengguncang Kota Nanjing, China timur. Dua orang tewas dan sembilan lainnya terluka.
Ledakan yang terjadi jam 4 sore waktu setempat itu berasal dari Universitas Aeronautika dan Astronautika.
Universitas yang berlokasi di Jiangjun Road itu cukup terkenal di Negara Komunis karena sering melakukan penelitian terkait kedirgantaraan.
Baca Juga: Kapal Perang China dan Rusia Masuk Selat Hokkaido, Angkatan Laut Jepang Cuma Bisa Memantau
Selama ini Universitas Aeronautika dan Astronautika dikenal sebagai tempat lahirnya teknologi kedirgantaraan mutakhir.
Dinas pemadam kebakaran Kota Nanjing turun ke Weibo - Twitter versi China - dan menulis: “Dua orang tewas dan sembilan terluka. Alasan ledakan sedang diselidiki dan pekerjaan penyelamatan telah berakhir."
Video yang diposting online menunjukkan gumpalan besar asap mengepul dari gedung setelah ledakan.
Baca Juga: Kapal Induk Amerika Serikat Kini Jadi Sasaran Empuk Rudal Hipersonik China
Ini bukan satu-satunya ledakan yang terjadi di lembaga penelitian di China tahun ini, lapor Daily Star.
Pada tanggal 31 Maret, ledakan laboratorium di Institut Kimia Akademi Ilmu Pengetahuan China di Beijing menewaskan seorang mahasiswa pascasarjana.
Sementara tiga mahasiswa terluka dalam ledakan laboratorium di sebuah universitas Shanghai pada tahun 2016.
Baca Juga: Bintang NBA Sebut Xi Jinping Lakukan Genosida di Tibet, China Langsung Memboikot Boston Celtics
Ledakan terjadi di laboratorium sekolah kimia, teknik kimia dan bioteknologi di Universitas Donghua.
Pada tanggal 29 September, universitas diperintahkan untuk membayar 1,62 juta yuan (sekitar £182.000) kepada salah satu mahasiswa.
Seorang pengguna Weibo memposting hari ini: "Semoga perguruan tinggi dapat melakukan penyelidikan keamanan di laboratorium untuk mencegah tragedi seperti ini."
Baca Juga: Perang China Lawan Amerika Serikat Sulit Dihindarkan, Joe Biden: Kami Tidak Akan Mundur dari Taiwan
Ahli kimia di China telah lama menyerukan peningkatan keselamatan di laboratorium di lembaga penelitian menyusul banyak insiden sebelumnya yang mencerminkan "kelalaian keselamatan yang sistematis".
Otoritas nasional di China juga memerintahkan koreksi dalam produksi, penjualan, transportasi dan penyimpanan bahan kimia berbahaya.
Diserukan juga inspeksi keselamatan yang komprehensif di setiap tahap - menyusul ledakan lain hampir tiga tahun lalu.
Pada 26 Desember 2018, sebuah ledakan terjadi di laboratorium teknik lingkungan di Universitas Jiaotong Beijing yang menewaskan tiga mahasiswa.
Akibatnya, 12 pejabat dari universitas dihukum.***