ZONA PRIANGAN - Pasukan Vladimir Putin menggunakan ranjau serang atas PTKM-1R dalam perang di Ukraina.
PTKM-1R menargetkan tank lawan dari atas dengan menggunakan sensor. Setelah menemukan targetnya maka akan meluncurkan proyektil eksplosif.
Itu artinya berbeda dengan ranjau biasa, yang akan meledak setelah dilewati tank baja lawan.
Eksportir militer negara Rusia Rosoboronexport (ROE) mengatakan, PTKM-1R menyerang bagian atas tank yang menjadi titik lemahnya.
Ranjau serangan atas ini dapat diposisikan sejauh 50 meter dari target. PTKM-1R mampu memilih kendaraan lapis baja apa yang akan ditembak.
ROE menjelaskan: “PTKM-1R hanya memilih peralatan yang memenuhi parameter yang ditentukan dalam hal kebisingan dan getaran tanah.”
Menurut ROE, peluncur dilengkapi dengan sensor akustik dan seismik, sedangkan proyektil memiliki sensor inframerah dan radar untuk menemukan targetnya.
ROE menambahkan: “Ketika target datang dalam radius 50m dari tambang, sensor seismik memerintahkan untuk meluncurkan elemen tempur.
“Elemen tempur mengikuti lintasan balistik dan sensornya – termal dan radar – memindai permukaan bumi," paparnya yang dikutip Express.
Baca Juga: Militer Ukraina Mengejek Kremlin, Memposting Ratusan Kuburan dengan Nisan Berbentuk Drone Rusia
“Ketika sensor mendeteksi target, hulu ledak diledakkan dan menyerang target dari atas,” ujarnya.
PTKM-1R mengemas 2,8kg bahan peledak, dan mampu menembus baju besi hingga 7cm, menurut spesifikasinya.
Diyakini senjata "pintar" itu dirancang untuk bisa membedakan kendaraan sipil dan militer.
Menurut Telegraph, ranjau serang atas pertama kali diperkenalkan ke layanan oleh tentara Rusia pada tahun 2020.
Ini mirip dengan tambang "Hornet" M-93 Amerika, yang dicatat oleh berbagai sumber memiliki jangkauan 100 meter.
ROE menyarankan senjata itu telah dikembangkan sebagai tanggapan terhadap perlombaan senjata modern dalam beberapa tahun terakhir.
Tentara Inggris membawa kendaraan lapis baja “canggih” setelah invasi ke Afghanistan, termasuk Foxhound yang tahan ledakan, karena kendaraan militer konvensional rentan terhadap ranjau darat yang ditanam oleh Taliban.
Ini termasuk Foxhound, kendaraan patroli tahan ledakan yang dirancang dengan perut berbentuk v untuk menangkis ledakan.
Namun, jika alat peledak dapat memasuki kendaraan melalui atap, hal itu dapat menyebabkan amunisi di dalamnya meledak, atau mencegah kendaraan beroperasi.
PTKM-1R dikatakan mampu mendeteksi kendaraan dalam jarak 100 meter, memiringkan peluncur ke arah sasaran.
Ini diluncurkan ketika pembacaan sensor menunjukkan kendaraan berada dalam jarak 50 meter, dan beberapa detik kemudian, pada ketinggian sekitar 30 meter, bahan peledak digerakkan ke arah atas target.
Masih belum jelas apakah tank Ukraina sejauh ini telah dihancurkan oleh senjata baru tersebut.***