Network
ZONA PRIANGAN - Seorang ahli UFO telah memperingatkan, sebuah invasi dari alien yang memiliki teknologi super-predator dapat "memusnahkan kehidupan dalam sekejap",
Nick Pope, yang menyelidiki UFO untuk Pemerintah Inggris, mengklaim bahwa jika manusia pernah bersentuhan dengan kehidupan di luar bumi, spesies itu kemungkinan adalah jutaan atau bahkan miliaran tahun di depan kita.
Dikutip dari Dailystar, 1 Februari 2022, menggambarkan kesenjangan teknologi yang "tak terbayangkan" kepada The Sun, Nick mengatakan: “Ketika penjelajah Eropa bertemu penduduk asli Amerika, itu adalah senjata dan kuda melawan busur dan anak panah.
“Jika kita menghadapi invasi alien, itu akan menjadi pejuang siluman melawan busur dan anak panah, dan bahkan itu meremehkan teknologi yang akan mereka miliki.
“Teknologi mereka tidak bisa dibedakan dari sihir. Ini hampir tak terbayangkan. Senjata yang mungkin dimiliki oleh peradaban asing dapat memusnahkan kehidupan dalam sekejap."
Pope berspekulasi bahwa alam semesta bisa menjadi rumah bagi triliunan berbagai peradaban tetapi tidak ada cara untuk mengetahui apakah mereka bersahabat atau bermusuhan.
Peneliti sebelumnya telah memperingatkan bahwa manusia "bersulang" jika bahkan satu spesies musuh berhasil sampai ke Bumi.
Dia berkata: "Hanya membutuhkan keberadaan satu spesies pemangsa super dan Anda berada dalam masalah.
“Jika kita sedang dikunjungi, sebuah peradaban yang telah menemukan perjalanan antarbintang yang layak akan dapat memecahkan planet ini seperti kacang jika mau.”
Baca Juga: Pria yang Disuruh Istrinya Belanja Ayam Malah Menang Hadiah Lotre Sebesar Rp1,43 Miliar
Berita itu muncul setelah Canal Rony Vernet mendekati Daily Star dengan "lebih dari 100 halaman dan 20 menit video dari Investigasi Pemerintah Brasil tentang pertemuan dekat antara penduduk asli dan UFO" yang ia peroleh melalui permintaan Kebebasan Informasi.
Dokumen tersebut, yang telah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, menggambarkan momen UFO terlihat terbang di atas Desa Apiwtxa, Suku Adat Kampa do Amônia, negara bagian Acre, perbatasan dengan Peru pada tahun 2013.
Kemudian yang lain dilaporkan 'menembakkan balok' ke suku penduduk asli pada 24 Juli 2014 - menyebabkan seorang wanita mengalami keguguran kehamilannya.***
