ROE menambahkan: “Ketika target datang dalam radius 50m dari tambang, sensor seismik memerintahkan untuk meluncurkan elemen tempur.
“Elemen tempur mengikuti lintasan balistik dan sensornya – termal dan radar – memindai permukaan bumi," paparnya yang dikutip Express.
Baca Juga: Militer Ukraina Mengejek Kremlin, Memposting Ratusan Kuburan dengan Nisan Berbentuk Drone Rusia
“Ketika sensor mendeteksi target, hulu ledak diledakkan dan menyerang target dari atas,” ujarnya.
PTKM-1R mengemas 2,8kg bahan peledak, dan mampu menembus baju besi hingga 7cm, menurut spesifikasinya.
Diyakini senjata "pintar" itu dirancang untuk bisa membedakan kendaraan sipil dan militer.
Menurut Telegraph, ranjau serang atas pertama kali diperkenalkan ke layanan oleh tentara Rusia pada tahun 2020.
Ini mirip dengan tambang "Hornet" M-93 Amerika, yang dicatat oleh berbagai sumber memiliki jangkauan 100 meter.
ROE menyarankan senjata itu telah dikembangkan sebagai tanggapan terhadap perlombaan senjata modern dalam beberapa tahun terakhir.