Militer AS Membeli Perangkat Monitoring yang Bisa Mengakses Data Browsing Pengguna di Seluruh Dunia

- 23 September 2022, 17:06 WIB
1.000 terabyte data bisa diakses Augury dari seluruh dunia.*
1.000 terabyte data bisa diakses Augury dari seluruh dunia.* /Unsplash/

ZONA PRIANGAN – Militer Amerika Serikat (AS) dilaporkan telah membeli perangkat monitoring massal yang bisa mengakses histori browsing internet individu dan data email.

Berbagai cabang militer di AS ini telah membeli sebuah tool monitoring yang tidak seperti biasanya, seperti dilaporkan laman Vice.com.

Tool ini terungkap bisa mengcover 90% seluruh lalu lintas internet di dunia. Pada gilirannya, akan memberi militer AS akses kepada data pengguna email, histori browsing, dan informasi internet lainnya seperti cookies, dan data kontrak.

Baca Juga: Pemuda Ini Batal Meninggal dan Tetap Menikah Karena Sedekah dan Doa Anak Yatim, Coba Simak Kisahnya

Menurut seorang pembisik yang bisa menjangkau seorang senator bernama Ron Wyden, NCIS (lembaga pelaksana hukum di AS, bagian dari Angkatan Laut) telah menggunakan dan membeli data ini.

Sebuah pengaduan telah dilayangkan oleh pembisik dari Departemen Pertahanan AS. Perangkat yang dipermasalahkan itu disebut Augury dan telah dikembangkan oleh perusahaan keamanan siber Team Cymru.

Utamanya perangkat ini memberikan berkas-berkas sejumlah besar data bersama dan kemudian dikirimkan ke pemerintah dan perusahaan sebagai layanan berbayar.

Baca Juga: Hindari Laut jika Terlihat Gelombang Membentuk Kotak-kotak, Ini Penjelasannya

Vice mengklaim bahwa data-data ini digunakan dalam industri swasta untuk menjejak para peretas dan menumpas para penyerang siber.

Berbagai lembaga pemerintah juga menggunakannya perangkat ini untuk maksud yang sama, yaitu untuk mengendalikan penyelidikan kejahatan juga membeli kemampuannya.

Pada pokoknya, perangkat ini kemungkinan bisa menjadi masalah terhadap privasi individu.

Baca Juga: Ordo Kuil Matahari, Ajaran Sesat Karena Pemimpinnya Bebas Memilih Anggota Wanita untuk Berhubungan Seks

Sebuah dokumen yang dilihat laman Vice menggambarkan Augury sebagai:

“Data jaringan lebih dari 550 titik di seluruh dunia, termasuk titik-titik di Eropa, Timur Tengah, Amerika Utara/Selatan, Afrika dan Asia, dan diperbarui sekurangnya 100 miliar rekaman baru setiap harinya.”

Dokumen ini menambahkan bahwa sebanyak “petabyte” (1.000 terabyte) data yang berlangsung dan data lama bisa diakses via Augury.

Baca Juga: Kota Ini Setiap Tahun Selalu Gelap di Bulan November hingga Februari, Warga Ciptakan Matahari Buatan

Tercatat Angkatan Laut dan Angkatan Darat AS, Pusat Komando Siber, dan Lembaga Keamanan dan Kontraintelijen telah secara kolektif membayar sekitar USD3,5 juta (Rp 52,4 miliar lebih) kepada Augury.

Dalam kasus biasa, akses ke informasi sensitif ini akan memerlukan sebuah jaminan atau mekanisme legalitas.

Ini mungkin harus dihindari menggunakan Augury. Data yang ditangkap Augury begitu besar, mulai dari histrori perambah hingga penggunaan cookie yang bisa memberikan data personal para pengguna kepada pemantau.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Vice.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x