Network
Samsung Electronics, produsen TV terbesar di dunia, lebih lambat daripada pesaingnya di dalam negeri, LG Electronics Inc, dalam mengadopsi TV OLED. Mereka berargumen bahwa teknologi tersebut lebih cocok untuk perangkat kecil seperti smartphone dan tablet, sebagian karena biaya panel yang tinggi.
Bagi LG Display, pengiriman 2 juta panel OLED akan menjadi dorongan besar, bernilai setidaknya $1,5 miliar atau sekitar Rp22,2 triliun dan mencapai sekitar 20%-30% dari total kapasitas produksi panel OLED ukuran besar mereka, sehingga mencapai kapasitas penuh, menurut analis.
Baca Juga: Huawei Mulai Galau, Samsung dan LG Akan Menghentikan Display
Perusahaan ini telah menjalankan pabrik OLED-nya di bawah kapasitas penuh karena basis pelanggan yang terbatas, dan permintaan yang meningkat akibat pandemi untuk TV baru telah melambat seiring dengan inflasi yang melonjak dan perlambatan ekonomi.
LG Display menyuplai panel TV OLED kepada LG Electronics dan Sony. Mereka juga menyuplai layar smartphone kepada Apple Inc.
Samsung Electronics memiliki unit pembuat layar sendiri, yaitu Samsung Display, yang fokus pada layar OLED untuk ponsel pintar yang diproduksi oleh Apple dan Samsung.
Baca Juga: LG Wing, Ponsel Dengan Layar yang Dapat Diputar dan Membentuk Huruf 'T'
Dalam segmen TV OLED, Samsung saat ini memiliki pangsa pasar sebesar 6,1%, tertinggal dibandingkan LG Electronics dengan pangsa pasar 54,6% dan Sony dengan pangsa pasar 26,1%, menurut perusahaan riset pasar Omdia.
Pasar ini diperkirakan akan tumbuh sekitar 6% menjadi $11,7 miliar atau sekitar Rp173,2 triliun pada tahun ini, dan mencapai $12,9 miliar atau sekitar Rp190,9 triliun pada tahun 2027, menurut Omdia.***
