ZONA PRIANGAN - Taman Hutan Raya (Tahura) Dago, Bandung, ramai dikunjungi wisatawan pada akhir pekan, Sabtu 19 Desember 2020.
Namun di masa pandemi Covid-19, pengunjung ke Tahura Dago sangat dibatasi jumlahnya.
Pengelola melakukan pembatasn kuota, jika yang masuk sudah memenuhi kuota, maka pengunjung berikutnya bakal ditolak.
Baca Juga: Pedagang Bakso Keliling di Tepi Laut Merah Dekat Masjid Terapung Diserbu Jemaah Umrah Indonesia
Bukan itu saja, setiap pengunjung yang masuk diperiksa KTP-nya. Jika diketahui warga luar Bandung, maka tidak diperkenankan masuk.
Jadi selama ini yang bisa masuk ke Tahura Dago masih dikhususkan untuk warga Bandung saja.
Hal lain yang diberlakukan pengelola Tahura Dago, tidak lagi menerima uang tunai saat pembelian tiket.
Baca Juga: Ziarah Gua Hira, Butuh Fisik yang Prima untuk Mencapai Lokasi Nabi Muhammad SAW Menerima Wahyu
Pengunjung wajib menyiapkan uang elektronik (e-money). Hal ini membuat sejumlah pengunjung batal masuk ke Tahura karena tidak memiiki e-money.
"Nggak ngerti cara masuknya. Sekarang beli tiket jadi ribet. Petugas menolak uang tunai," kata Ibu Halimah yang datang dari Rancaekek Kab. Bandung.
Beberapa pengunjung banyak yang belum mengetahui kalau pengelola Tahura sudah memberlakukan penggunaan e-money untuk pemberlian tiket.
Baca Juga: Tak Banyak Pohon yang Rindang, Merpati Bisa Berkembang Biak Banyak, Jadi Daya Tarik Jemaah Umrah
Di sisi lain, banyak juga pengunjung yang tidak terbiasa menggunakan e-money, tak heran jika di pintu masuk sering terjadi antrean.
Pengunjung dari Ujuberung, Nurudin juga terpaksa membatalkan masuk Tahura, karena tidak memiliki e-money atau m-bangking.
Suasana di kawasan Tahura sendiri cukup ramai dengan pengunjung, baik yang rombongan maupun pribadi.
Baca Juga: Di Pantai Ini Banyak Monyet, Wisatawan Dilarang Mempertontonkan Aurat
Banyak juga komunitas sepeda yang masuk Tahura, kemudian melanjutkan perjalan ke Maribaya, Lembang.
Tahura memang masih menjadi daya tarik bagi wisatawan lokal untuk menghirup udara segar dan menikmati kawasan hutan.
Di sana, wisatawan tidak hanya menemukan pohon-pohon besar dan langka, tapi juga ada Gua Jepang, Gua Belanda dan sejumlah air terjun (curug).
Baca Juga: Sudah Merasakan Goyangan hingga Menjerit-jerit, Kok Bayarnya Cuma Rp 2.000,00
Pengunjung tidak perlu khawatir jika lapar dan harus, karena di sejumlah titik mudah ditemukan kios-kios pedagang.***