Orang Asli Papua Berbondong-bondong Ingin Bekerja di Perkebunan

21 April 2021, 22:02 WIB
Foto ilustrasi kelapa sawit.* /Pixabay /Ralph

ZONA PRIANGAN - Orang Asli Papua (OAP) kini sudah banyak yang berpikiran maju.

Mereka sadar harus mampu membangun kawasannya sendiri. Tidak sedikit OAP yang memiliki daya saing.

Di antara bidang yang kini langsung ditangani OAP, yakni perkebunan kelapa sawit.

Baca Juga: Limbah Galon Air Mineral Ternyata Banyak yang Mencari, Waduh Buat Apa Ya hingga Diekspor

Perkebunan kelapa sawit dianggap oleh OAP memiliki prospek yang bagus dan bisa meningkatkan kesejahteraan.

OAP Kansius K Bunman mengakui, penduduk Bumi Cendrawasih kini tertarik mengembangkan perkebunan kelapa sawit.

"Jika diberi edukasi, sebenarnya mereka punya kemampuan bagaimana memanfaatkan alam Papua," ujar Kansius.

Baca Juga: Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA dan SMK di Bidang Media Sosial dan Manajemen Artis, Ada Gaji dan Bonus

Kansius pernah merantau ke Yogyakarta, namun dia tersadarkan untuk membangun kampung halamannya di Papua.

Kansius K Bunman memiliki motivasi, membentuk sumber daya manusia (SDM) asli Papua yang tangguh dan punya daya saing.

Lebih dari itu Kansius K Bunman ingin kesejahtraan OAP meningkat di tanah kelahirannya sendiri.

Baca Juga: Lulusan Sarjana Semua Jurusan Punya Kesempatan Bergabung Bersama Hyundai, Ini Syaratnya

“Kalau bukan kita, siapa lagi yang membangun? Makanya, saya memutuskan untuk kembali ke Bumi Cendrawasih,” tutur Kansius.

Pada 2006, Kansius diajak bekerja di PT Tunas Sawa Erma (TSE), bagian dari TSE Group oleh salah seorang pimpinan perusahaan.

Berbekalkan pengalaman organisasi dan keinginan kuat untuk mengembangkan Tanah Papua, ia pun mencoba melamar.

Baca Juga: Perusahaan Unik, Absensi Karyawan Berupa Salat Dhuha, Hafal Alquran 1 Juz Dapat Hadiah Umrah

Tak lama, Kansius dinyatakan lolos dan memulai pekerjaannya di tahun yang sama sebagai asisten manajer personalia.

Tidak mudah bagi Kansius untuk memulai kembali kehidupannya di Papua. Ia sudah mulai terbiasa dengan rasa bebas yang biasa didapatkan di Yogyakarta.

“Pulang ke Papua membuat kita merasa seperti ‘katak dalam tempurung’,” ucap Kansius yang kini sudah menjabat sebagai manajer personalia.

Baca Juga: Perusahaan China Semakin Dekat Membangun Smelter, Indonesia Butuh Investasi Pengolahan Tembaga

Tapi, rasa tersebut perlahan berkurang seiring dengan besarnya tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada Kansius.

Sebagai manajer personalia, ia dituntut untuk bisa mengelola sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di perusahaannya.

Tantangan terbesar yang dihadapi Kansius adalah betapa beragamnya suku dan latar belakang pekerja di sana.

Baca Juga: Erick Thohir Gaet Konsorsium China dalam Proyek Baterai Listrik di Indonesia

Kondisi ini membuatnya harus melakukan pendekatan yang berbeda-beda, terutama saat harus menyelesaikan suatu permasalahan yang melibatkan banyak orang.

Kansius mengakui, trik pendekatan ini didapatkannya saat aktif mengikuti organisasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) selama di Yogyakarta.

“Banyak yang saya ambil dari luar mata kuliah, termasuk bagaimana manage SDM,” ujar lelaki kelahiran 19 Juli 1974 itu.

Baca Juga: Sipir Wanita Penjara Kelas C Melahirkan Anak dari Hubungan Gelap dengan Napi Perampokan di Ruang Gym

Tantangan lainnya, komitmen dari para pekerja, terutama untuk Orang Asli Papua (OAP).

Meunurut Kansius, kultur dan tradisi OAP memang berbeda.Jadi mereka perlu adaptasi yang lama untuk dibawa maju.

Salah satu cara yang dilakukan TSE Group untuk mengatasi tantangan ini adalah memberikan edukasi. Setelah mendapatkan edukasi kini OAP berbondong-bondong ingin bekerja di perkebunan.

Baca Juga: Toko Ini Membiarkan Ada Kuburan di Dalamnya, Bukan Takut Pengunjung Justru Penasaran

Bekerja sama dengan pemerintah daerah, perusahaan mengadakan kursus untuk membentuk mentalitas pekerja OAP.

“Sosialisasi ini memungkinkan mereka punya rasa memiliki terhadap pekerjaan yang mereka tekuni,” kata Kansius.

Tapi, Kansius menyebutkan, pendekatan yang dilakukan terhadap OAP tidak bersifat memaksa.

Baca Juga: Kematian Lebih Cepat Menimpa Kepada Perempuan yang Sering Terbangun di Malam Hari

Perusahaan melakukannya secara bertahap dan menggunakan asas kekeluargaan yang tetap menunjung profesionalitas.

Kansius menekankan, upaya ini tidak semata dilakukan untuk memberikan dampak positif pada perusahaan.

Masyarakat setempat juga ikut terbantu karena mereka mendapatkan lapangan pekerjaan dan pendapatan yang tetap.

Baca Juga: Sering Tak Sengaja Melihat Tetangganya Mandi, Wanita Ini Memutuskan untuk Pindah Rumah

“Perusahaan harus tetap terjaga sehingga kita semua menjadi terbantu,” ujar Kansius.

Selain melalui TSE, beberapa perusahaan di bawah naungan TSE Group juga aktif menyerap tenaga kerja OAP. Di antaranya, PT Berkat Cipta Abadi (BCA) dan PT Dongin Prabhawa (DP).

Direktur Human Resource dan General Affair (HR-GA) TSE Group Ronny Makal menyebutkan putra-putri asli Papua sudah menduduki berbagai posisi di TSE Group.

Baca Juga: Seorang Siswi Kehilangan Rambut Setelah Dikeroyok 20 Pelajar dari Sekolah yang Berbeda

“Mulai dari kepala seksi, asisten manajer hingga manajer di lapangan maupun perkantoran,” ucapnya.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler