"Terutama dengan adanya tren kenaikan suku bunga global yang akan menimbulkan dampak kepada seluruh dunia," ucapnya.
Ia mengatakan, pemerintah akan menggunakan pembiayaan yang inovatif, mendukung pendalaman pasar dan akses pembiayaan terutama untuk UMKM dan masyarakat berpendapatan rendah tetap akan diprioritaskan.
"Dari sisi investasi juga untuk mendukung PMN dalam pembentukan dana abadi, yang bisa digunakan untuk sekaligus sebagai buffer dalam situasi shock seperti saat ini," katanya.
Baca Juga: Sering Kentut Berarti Tubuh Terserang 8 Penyakit Ini, Nomor 3 Radang Usus
Dua tahun ini, APBN telah bekerja keras untuk melawan pandemi Covid-19 dan membuat perekonomian tetap berjalan.
Maka 2022, kata Sri Mulyani, akan menjadi fondasi untuk mengembalikan agar defisit APBN paling tinggi 3 persen dari PDB pada 2023.***