Network
ZONA PRIANGAN - K-pop telah menjadi sensasi global, dan dengan popularitasnya yang luar biasa, muncullah dukungan dari merek-merek mewah, seperti dilaporkan laman Allkpop.
Banyak artis K-pop, termasuk girl grup rookie generasi ke-4 yang populer, telah menjadi duta untuk merek-merek mewah seperti Louis Vuitton, Chanel, dan Dior.
Namun, salah satu perusahaan hiburan paling terkemuka di K-pop, JYP Entertainment, tidak terlihat dalam tren ini.
Baca Juga: Kolaborasi Apple dan NewJeans, Sesi Pop-Up Eksklusif di Apple Gangnam Store
JYP Entertainment adalah rumah bagi beberapa grup K-pop terpopuler, seperti TWICE, ITZY, Stray Kids, dan banyak lagi.
Terlepas dari kesuksesan besar mereka, artis-artis JYP Entertainment belum terlihat mendukung merek-merek mewah apa pun.
Kurangnya dukungan merek mewah untuk artis JYP Entertainment telah menimbulkan pertanyaan di kalangan penggemar dan netizen.
Baca Juga: YY Entertainment Mengontrak Bang Yong Guk setelah Comeback dari Wajib Militer
Para pengguna online ini telah berkumpul dalam komunitas online yang populer untuk berbagi pemikiran dan bertanya-tanya mengapa grup-grup JYP yang populer secara global, seperti TWICE, belum mendapatkan dukungan merek-merek mewah ini.
Melihat fenomena ini banyak netizen yang membahasnya di media sosial.
"Banyak grup populer dari agensi besar yang menjadi duta global dan model untuk merek mewah, tetapi saya merasa JYP adalah satu-satunya yang belum. Bahkan melihat TWICE," tulis salah seorang pengguna.
Baca Juga: FIFTY FIFTY Mencetak Sejarah Menjadi Grup K-Pop Tercepat yang Masuk Tangga Lagu Billboard Hot 100
Pengguna lainnya membandingkannya dengan grup lainnya.
"NMIXX adalah duta global untuk Loewe," tulis pengguna kedua.
"TWICE dulunya adalah Louis Vuitton dan Sana dulunya adalah Prada, dan Dahyun adalah Michael Kors. Saya pikir orang-orang tidak hanya sadar," kata pengguna ketiga.
Sementara pengguna lainnya berpendapat, pihak agensi harus bekerja lebih keras lagi untuk mendapat dukungan dari brand-brand mewah.
"Saya pikir JYP harus lebih baik dalam mendapatkan lebih banyak dukungan," kata pengguna keempat.
Hal tersebut diamini oleh pengguna lainnya dengan berkomentar,"Saya pikir ini terutama karena prinsip perusahaan".
"Mungkin perusahaan tidak menyukai merek-merek mewah," kata pengguna keenam.
"Saya kira itu tergantung pada perusahaan," tulis pengguna ketujuh.***
