Seperti dengan Pak Surya yang sejatinya berbesanan, Pak Prama kerap memperlihatkan ketidak stabilan emosi dan perangainya.
Saling menjelekkan antara keluarga Alfahri dengan keluarga Prama masing-masing terlontar dari mulut Bu Rosa dan Pak Prama.
Kirana hanya bisa bingung dan prihatin melihat pertengkaran atau adu mulut yang cenderung vulgar antara Pak Prama dan Bu Rosa. Sementara, kemarahannya kepada Rendy dipendam hingga kesalahpahaman berkembang dengan sendirinya.
Zidan dan Reyna saling membuka cerita, dua sepupu yang bersekolah di tempat yang sama itu kian akrab. Cucu Bu Rosa dan cucu Pak Prama tampak selalu ceria, sebaliknya dengan nenek dan kakek mereka.
Tabiat Pak Prama yang gampang terpicu emosinya tersebut juga mewarnai kehidupan rumah tangga Elsa dengan Devan. pak Prama tak kunjung punya toleransi buat menantunya dan kerap menyindir dan menuduh soal Nino.
Sementara, Elsa semakin mesra di sisi Devan seiring kehamilan yang dijalaniya. Namun bayang-bayang soal fitnah keji Arumi mempengaruhi batin Elsa.
Termakan fitnah keji Arumi, Elsa jadi bimbang sendiri, apakah bayi yang dikandungnya ini adalah benar anak dari Devan atau hasil hubungan sesaatnya dengan Nino?