Dimas membentak bentak dengan nada mengancam ke arah Iqbal dan Raja, namun sejurus kemudian pistol di genggaman Dimas meletus dan membuat Arsy terkapar.
Sebelumnya, Dimas yang tersudut merasa bahwa jika dia gagal menikahi wanita yang dipujanya maka tak seorang pun boleh memiliki Arsy, maka Dimas tega menembakkan pistolnya ke arah Arsy.
Ancaman Dimas berlanjut mengarahkan senjatanya ke arah Iqbal tapi membiarkan Raja memeriksa kondisi Arsy. Tubuh Arsy terkulai lemas dengan mata yang menyipit seperti orang yang tengah melepaskan nyawa dari tubuhnya. Arsy dalam kondisi kritis.
Raja yang panik hendak bergegas menolong dan membawa Arsy namun Dimas menghalanginya, dr Iqbal bergegas memeriksa Arsy yang sejatinya tengah mengandung anak Raja.
Sementara, ibu hamil yang lain, yakni Rani yang dengan mudah mengelabui semua petugas polisi yang berjaga dan berhasil meloloskan diri dari tahanan, menuju rumah Pak Irwandi.
Rani menjelaskan bahwa target pertama sebenarnya adalah Dimas yang dianggapnya berkhianat dan bebas lari dari hukuman.
Pak Irwandi tetap khawatir dengan kondisi kesehatan Rani yang tengah mengandung anak yang tak lain adalah cucu kandung Pak Irwandi sendiri.
Berniat menghubungi polisi, Pak Irwandi menginginkan Rani diamankan namun wanita buron tersebut mencegah ayahnya Rama itu mengontak petugas.