Undang-undang Ilmu Sihir Membuat Sejumlah Wanita Dibakar di Tiang Pancang, Pejabat Ini Mengakui Ada Kesalahan

10 Maret 2022, 21:47 WIB
Sebanyak 2.500 wanita dieksekusi di bawah hukum ilmu sihir Skotlandia.* /Metro/

ZONA PRIANGAN – Perdana Menteri Skotlandia Nicola Sturgeon telah meminta maaf atas nama Pemerintah Skotlandia kepada ribuan wanita yang dieksekusi karena ilmu sihir yang terjadi antara abad ke-16 dan 18.

Menandai Hari Wanita Internasional pada Selasa lalu, Perdana Menteri mencap praktik tersebut merupakan ‘ketidakadilan dalam skala kolosal’ memicu kebencian terhadap wanita.

Sebagian besar akibat tahyul di abad pertengahan, perburuan terhadap wanita penyihir meledak di seluruh Eropa di tengah histeri keagamaan pada 1500-an.

Baca Juga: Pohon Bambu Kuning, Tebu, dan Bangle Mampu Mengusir Jin dan Menangkal Santet

Di bawah Ratu Maria dari Skotlandia, seperti dilansir Metro.co.uk, Parlemen Skotlandia berhasil meloloskan Undang-undang Ilmu Sihir pada 1563, yang membuat ‘para penyihir’ harus divonis mati.

Mencari pengetahuan ilmu sihir juga konsultasi dengan seorang penyihir bisa menjadi kejahatan besar.

Hukum ini tidak kunjung dicabut hingga 1735, yang pada saat itu diperkirakan 3.837 orang (84% wanita) diadili, sekitar dua pertiganya dihukum dan dibakar di tiang pancang.

Baca Juga: Heboh, Polisi Cantik Ini Memposting Foto dalam Balutan Baju Renang, Netizen Anggap Kurang Sopan

Berbicara di Holyrood, Sturgeon mengatakan ia ingin mengakui ada kesalahan ketidakadilan sejarah.

Dia juga meminta maaf kepada para mendiang yang didakwa, dihukum, difitnah atau dieksekusi di Witchcraft Act 1563.

“Beberapa orang akan bertanya mengapa generasi ini harus meminta maaf untuk sesuatu yang terjadi berabad lalu, ini sebetulnya berhubungan dengan pertanyaan mengapa ini memakan waktu lama.”

Baca Juga: Phryne Bebas dari Hukuman Mati Cuma Bermodalkan Telanjang dan Mohon Ampunan

Penyebab perburuan penyihir masih hangat diperdebatkan, dan kegilaan ini sebagian besar terjadi di banyak tempat seperti juga di Irlandia.

Namun para sejarawan setuju bahwa wanita menghadapi risiko ketika mereka menantang norma-norma sosial seperti menikah—apakah dengan pilihan atau sebaliknya.

Sturgeon melanjutkan: “Pada saat ketika wanita tidak diizinkan berbicara sebagai saksi dalam persidangan, mereka didakwa dan dibunuh, karena mereka lemah, berbeda, rentan, bahkan hanya karena mereka wanita.”

Baca Juga: Saat Terjadi Perang Rusia-Ukraina, Cewek Cantik Ini Jadi Pusat Perhatian, Dapat Julukan 'Gadis Bond'

“Untuk beberapa kasus bukanlah sejarah, ada di bagian dunia kita di mana saat ini wanita dan para gadis menghadapi penganiayaan dan kadangkala kematian karena mereka dituduh sebagai penyihir.”

Dua tahun kampanye yang dilancarkan kelompok “Para Penyihir Skotlandia” kini mendapat dukungan pemerintah untuk permintaan maaf secara resmi kepada tertuduh di bawah hukum ilmu sihir Skotlandia.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Metro

Tags

Terkini

Terpopuler