ZONA PRIANGAN - Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia, Maria Zakharova bikin heboh ketika dia membuat video yang menggoda.
Cewek 46 tahun yang cantik dan seksi itu tidak bicara sepatah kata pun dalam video berdurasi tiga menit.
Tapi gerakkannya bisa ditafsirkan agak cabul, ketika Maria Zakharova mengulum buah stroberi berulang kali tapi tidak memakannya.
Baca Juga: Heboh, Polisi Cantik Ini Memposting Foto dalam Balutan Baju Renang, Netizen Anggap Kurang Sopan
Saat Maria Zakharova mengisap buah stroberi, pemirsa bisa dibuat dengan berbagai pikiran. Namun adegan semacam itu sering dijumpai di film-film porno.
Adegan Maria Zakharova mengulum stroberi cuma dibarengi dengan Paduan Suara Tentara Merah dari Kalinka - lagu patriotik Rusia - diputar di latar belakang.
Sepanjang klip tiga menit, berjudul "Panen Kami Sendiri" dan dibagikan di saluran Telegramnya selama akhir pekan, Zakharova tidak benar-benar memakan buahnya.
Baca Juga: Saat Terjadi Perang Rusia-Ukraina, Cewek Cantik Ini Jadi Pusat Perhatian, Dapat Julukan 'Gadis Bond'
Zakharova menjadi juru bicara wanita pertama Kementerian Luar Negeri Rusia pada tahun 2015.
Dia dikenal karena cemoohannya yang agresif dalam membela Vladimir Putin yang menginvasi Ukraina dan berbagi foto dengan gaun gerah di media sosial.
Edgars Rinkēvičs, Menteri Luar Negeri Latvia, mengejek video aneh stroberi secara online, menggunakan frasa Rusia "suka atau tidak, bertahanlah, kecantikanku".
Menurut New York Post, ini mengacu pada seks paksa dan menyiratkan dia dibuat untuk mengatakan dan melakukan hal-hal yang bertentangan dengan keinginannya.
Zakharova pasti akan membalas Telegram, menyiratkan bahwa pejabat Latvia itu homoseksual.
Dia menulis: “Edgars, Kecantikan bukanlah keahlianmu. Temukan yang tampan dan biarkan dia bertahan. aku bukan milikmu. Atau apakah ini 'keluar' Anda berikutnya?'”
Awal tahun ini, dilaporkan bahwa Putin sedang mencari untuk mempekerjakan "Tentara Lipstik Merah" dari juru bicara glam seperti Zakharova untuk membenarkan invasi Ukraina.
Konsultan komunikasi Jo Tanner, mantan penasihat Boris Johnson, mengatakan dia bisa melihat logika menempatkan perempuan dalam peran seperti itu.
"Anda akan mencoba menghilangkan sisi kerasnya," katanya yang dikutip Daily Star.
"Secara internal, para juru bicara ini memainkan fakta bahwa orang-orang mereka sendiri memiliki akses terbatas ke sumber informasi lain.
"Seluruh invasi didasarkan pada kebohongan total dan didorong oleh kelanjutan dari itu," ujar Jo Tanner.
"Anda akan berharap bahwa juru bicara ditipu dan mereka tidak tahu yang sebenarnya ketika mereka menyampaikannya. Tapi Anda harus mempertanyakan itu."
"Mereka adalah orang-orang berbudaya yang melakukan pekerjaan ini. Mereka harus dapat melihat sumber informasi lain di seluruh dunia, bertentangan dengan apa yang mereka katakan," pungkasnya.***