Network
ZONA PRIANGAN - Selama pandemi Covid-19, penjualan tanaman hias meningkat tajam, karena banyak ibu-ibu yang tinggal di rumah jadi hobi berkebun.
Jenis aglonema, keladi, dan lidah mertua termasuk paling laris. Pohon gelombang cinta pun ikut jadi buruan ibu-ibu.
Namun sebelum pandemi Covid-19 melanda Indonesia, pohon gelombang cinta sempat booming dan harganya gila-gilaan.
Baca Juga: Perang Tinggal Tunggu Waktu, US Navy Siap Menggempur, PLA Navy Cina Lakukan Manuver
Jangan kaget pada kurun waktu 2006-2008, semua orang senang memelihara gelombang cinta.
Saking tingginya minat membeli gelombang cinta, para petani bunga kewalahan memenuhi permintaan.
Seiring dengan itu, harga gelombang cinta melambung tinggi, bahkan ada yang terjual hingga Rp 1 miliar.
Baca Juga: Cair Lagi Bantuan di Desember Ini, Ada Subsidi Guru, Banpres UMKM, Peserta Prakerja dan BST
Pohon gelombang cinta sempat menjadi simbol bergengsi bagi orang-orang yang hobi mengoleksi tanaman hias.
Setelah sempat jatuh dan menghilang, gelombang cinta kini diminati kembali oleh ibu-ibu pecinta tanaman hias.
Ibu-ibu kembali berani membeli gelombang cinta, karena saat ini harganya relatif terjangkau. Dengan mengeluarkan Rp 30.000 sudah mendapatkan gelombang cinta.
Baca Juga: Dokumen Rahasia Milik Partai Komunis Bocor ke Publik, Faktanya Mencengangkan!
Gelombang cinta sebenarnya masuk keluarga tanaman anthurium. Ciri fisiknya, berdaun lebar, bergelombang, dan mempunyai bentuk urat daun yang menonjol dengan jelas.
Bentuk daunnya besar, bergelombang, sehingga akhirnya tanaman ini dinamakan gelombang cinta.
Sebenarnya, bentuk tanaman Anthurium ini tidak terlalu istimewa karena memang tidak berbunga.
Baca Juga: Ibu-ibu, Ini Ada Lima Pertanyaan yang Mengungkap kalau Suami Suka Berbohong, Nomor 5 Paling Jitu
Namun, bentuk daunnya yang bergelombang, ukuran daun yang besar, serta warna daun yang mengkilap menjadi daya tarik lain.
Anthurium memang bisa tumbuh besar, jadi bisa dibayangkan daunnya yang besar bisa menutupi wajah manusia.***
