"Itu beda dg konten TikTok, yg lbh berorientasi skdr tontonan hiburan. Dari video nyanyi, joget2, komedi, prank, challenge, hingga tutorial dan resep masakan," kata Kris Moerwanto.
"Algoritma TikTok mmg lbh mementingkan kesesuaian thdp profil audiens. Mengutamakan relevansi konten thdp minat & preferensi pengguna," tambahnya.
Jadi, membandingkan Google dengan TikTok sama artinya dengan membandingkan algoritma pengontrol kualitas otoritas bersaing dengan platform yang lebih mementingkan asal platformnya rame, terlepas berkualitas atau tidak.
"Pendeknya, membandingkan Google thdp TikTok, ibarat membandingkan algoritma pengontrol authority-quality, versus platform yg mementingkan “pokoknya rame”," ujarnya.
"Makanya, keberhasilan TikTok mengungguli Google, dianggap penanda penting:
Bahwa perilaku audiens dlm mencari dan mengonsumsi informasi, sdh berubah drastis.
Ada kesan, skrg audiens tdk peduli ttg authority, hierarchy, apalagi mutu informasi".