"Walau receh, yg penting konten bs bikin terhibur".
"Ini mirip2 sikon yg digambarkan di buku The Death of Expertise.
Dimana audiens tdk lg merasa perlu merujuk kebenaran bermutu dari sumber berotoritas," ungkapnya.
"Bhkn pendapat pakar pun ditolak.
Pokoknya, yg tdk sesuai keyakinannya, scr apriori diabaikan".
"Apakah keunggulan TikTok masih berlanjut selama 2022?
Bgmn dampak pergeseran preferensi & mutu sumber informasi yg makin berubah skrg?
Kita harus ikuti kelanjutannya," pungkasnya.***