Baca Juga: Saat Kolam Dikuras, Ikan Dewa di Cibulan Menghilang, Misteri Itu Belum Terpecahkan
Bahkan air bekas rebusan burung hooded pitohui tidak boleh dikonsumsi karena mengandung racun. Air bekas rebusan itu menebarkan bau busuk.
Semua penduduk asli Papua sudah hafal dengan sifat beracun dari burung hooded pitohui. Burung itu bisa disantap jika tidak ada lagi burung lain yang berhasil ditangkap.
Karena mengeluarkan bau busuk saat direbus, burung hooded pitohui juga dikenal sebagai burung sampah. Bagi yang gampang alergi, bau busuk itu bisa menimbulkan rasa mual.
Baca Juga: Tebing Breksi Masih Menyimpan Hal Ghaib, Jangan Berbuat Tak Senonoh agar Terhindar Petaka
Burung hooded pitohui mulai dikenal pada 1990, ketika ornitholog Jack Dumbacher berada di pulau Pasifik untuk mencari cenderawasih.
Ia memasang jaring di antara pohon untuk menangkapnya, namun yang kena jaring beberapa burung hooded pitohui.
Ketika ia mencoba meraih burung tersebut dari jebakan, burung tersebut menggores sedikit di jari-jarinya, dan ia secara naluri memasukan jarinya ke mulut untuk mengurangi rasa sakitnya.
Baca Juga: Bukit Manyasal Berubah Jadi Bukit Senyum Lima Ribu, Simak Latar Belakang Uniknya
Segera saja, Dumbacher merasa bibir dan lidahnya mati rasa. Kemudian mulai terasa terbakar dalam beberapa jam.