Ia menambahkan bahwa hal itu dirasakan seperti pohon tersebut memeluk dirinya, dan membantu menghilangkan seluruh beban yang disandangnya.
Wanita China ini menjelaskan bahwa ia selalu merasa gugup saat memeluk orang lain, takut bahwa mereka tidak mampu menanggung energi negatifnya, tetapi pepohonan sangat berbeda, “mereka akan mendengarkan Anda secara senyap dan sabar”.
Baca Juga: Jati Pereket Keramat Berusia Ratusan tahun, yang Dianggap Ikon Kertajati Terancam Dirobohkan
Qishishiqi jelas tidak menganjurkan mengganti terapi medis yang ada dengan memeluk pohon, tetapi didukung oleh pengobatan tradisional China bahwa memeluk pohon bermanfaat pada kesehatan fisik dan mental.
Tampaknya, dengan memeluk pepohonan, orang-orang bisa memperoleh qi, yang membantu mengatur emosi mereka.
Dr. Stone Kraushaar, seorang psikolog klinis yang dikenal sebagai “Dokter Peluk”, mengklaim bahwa orang yang saling memeluk minimal 21 detik bermanfaat meningkatkan pelepasan oxytocin. ***