14 Perwira dan Tamtama Dipecat Terkait Pelecehan Seksual Terhadap Tentara Wanita

1 Mei 2021, 20:07 WIB
Foto ilustrasi tentara wanita.* /Pixabay /Dimitris Vetsikas

ZONA PRIANGAN - Kasus kematian tentara wanita Amerika Serikat (AS), Vanessa Guillen sangat pelik.

Sebelum tewas terbunuh, ada bukti Vanessa Guillen menjadi korban pelecehan seksual di satuannya unit Fort Hood, Texas.

Hasil investigasi Vanessa Guillen dibunuh tentara lainnya, Aaron Robinson. Kemudian Robinson tewas bunuh diri.

Baca Juga: Puluhan Peserta Festival Api Unggun Tewas Terinjak-injak, Mereka Panik Mengira Ada Paket Bom

Uniknya Robinson tidak melakukan pelecehan seksual terhadap Guillen. Pelaku justru pernah melakukan pelecehan seksual tentara wanita lainnya.

Pelecehan seksual terhadap Vanessa Guillen dilakukan para senior dan sejumlah komandan di satuannya.

Dua puluh satu tentara sekarang telah ditegur atau didisiplinkan sebagai akibat dari penanganan kasus pelecehan seksual Guillen.

Baca Juga: Zombie Ditemukan di Pedesaan Australia, Peneliti Lakukan Penyelidikan

Penyelidikan komando, yang dikenal dengan peraturan Angkatan Darat 15-6, menetapkan bahwa Guillen dua kali dilecehkan secara seksual.

Pihak keluarga menyatakan bahwa Guillen pernah bercerita pernah dilecehkan oleh seorang seniornya.

Selama musim panas 2019, salah satu senior Guillen membuat komentar seksual yang tidak pantas dalam bahasa Spanyol.

Baca Juga: Bersedekah Kepada Pedagang Tutut, Tidak Menyakiti Istri dan Bisa Menyenangkan Tetangga

Komentar itu, di antaranya mengajak Guillen untuk berhubungan intim dengan gaya bertiga (threesome).

Penyelidikan menetapkan bahwa senior yang memberikan komentar kepada Guillen "tidak profesional" dan kemudian terlibat dalam "perilaku kontraproduktif".

Dikutip dari ABC News, Desember lalu, Angkatan Darat memecat atau menangguhkan 14 perwira dan tentara tamtama di Fort Hood, termasuk dua jenderal.

Baca Juga: Ini 5 Jembatan Kereta Api yang Ekstrim, Banyak Penumpang yang Berdebar saat Melintasi Jembatan Cikubang

Kebijakan tersebut diambil menyusul penyelidikan panel independen terhadap iklim komando di pangkalan itu.

Enam dari tentara yang dibebastugaskan pada bulan Desember termasuk di antara 21 tentara yang menerima hukuman administratif sebagai hasil dari penyelidikan.

Pejabat militer mengatakan tidak bisa mengungkapkan identitas atau pangkat pengawas yang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap Guillen.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: ABC News

Tags

Terkini

Terpopuler