Boeing Mencoba Penerbangan Uji Tanpa Kru ke Stasiun Luar Angkasa Internasional untuk Kedua Kalinya

4 Agustus 2021, 08:04 WIB
Boeing mencoba penerbangan uji tanpa kru ke stasiun luar angkasa internasional untuk kedua kalinya. / NDTV.COM

ZONA PRIANGAN - Boeing tengah menjalankan misi untuk mengembalikan program luar angkasanya pada Selasa, 3 Agustus 2021 lewat penerbangan kapsul Starliner yang tidak berawak ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS), setelah tes terakhirnya pada 2019 berakhir dengan kegagalan.

Pesawat ruang angkasa itu akan diluncurkan dengan roket Atlas V yang dibangun oleh United Launch Alliance dari Stasiun Luar Angkasa Cape Canaveral di Florida pada pukul 13:20 waktu Timur (1720 GMT).

Misi tersebut akan disiarkan secara langsung, Orbital Flight Test-2 (OFT-2), akan ditayangkan di situs web NASA.

Baca Juga: Taman Paling Mematikan di Dunia, di mana Setiap Tanaman yang Tumbuh Bisa Membunuhmu

Sekitar 30 menit setelah peluncuran, kapsul Starliner akan menembakkan pendorongnya untuk memasuki orbit dan memulai perjalanan sepanjang hari ke stasiun luar angkasa, dengan docking ditetapkan pada pukul 13:37 pada Rabu.

Prakiraan cuaca saat ini memperkirakan peluang peluncuran sebesar 60 persen, awan dan kilatan petir menjadi salah satu kendala utama pada saat peluncuran.

Uji terbang seharusnya dilakukan pada Jumat tetapi harus dijadwal ulang setelah modul sains Rusia secara tidak sengaja menembakkan pendorongnya setelah berlabuh dengan ISS, mengirim pos terdepan orbital keluar dari orientasi normalnya.

Baca Juga: Petir Besar Saling Menyambar, Membelah Batang Pohon Pinus Besar Menjadi Dua Bagian

Setelah NASA mengakhiri program Pesawat Ulang-alik pada 2011, NASA memberi Boeing dan SpaceX kontrak multi-miliar dolar untuk menyediakan layanan taksi astronotnya ke stasiun luar angkasa dan mengakhiri ketergantungan Amerika Serikat pada roket Rusia untuk perjalanan itu.

Program SpaceX telah bergerak maju lebih cepat, setelah melakukan tiga misi berawak.

Program Boeing tertinggal. Selama penerbangan uji awal tanpa awak pada Desember 2019, kapsul Starliner mengalami masalah perangkat lunak, gagal berlabuh di ISS dan kembali ke Bumi sebelum waktunya.

Baca Juga: Seekor Ular Ditemukan di dalam Sebuah Bus Umum, Diduga Tertinggal Milik Seorang Penumpang

NASA kemudian mengidentifikasi 80 tindakan korektif yang perlu diambil oleh Boeing dan menggolongkan tes tersebut sebagai "panggilan jarak dekat dengan visibilitas tinggi" di mana selama waktu itu pesawat ruang angkasa bisa saja hilang dua kali.

Steve Stich, manajer program kru komersial NASA, mengatakan kepada wartawan pekan lalu bahwa kali ini dia merasa lebih percaya diri.

Baca Juga: Wanita yang Khawatir Jadi Korban Penipuan, Akhirnya Benar-benar Memenangkan Jackpot Lotre Rp15,6 Miliar

"Kami ingin ini berjalan dengan baik, kami berharap itu berjalan dengan baik, dan kami telah melakukan semua persiapan yang kami bisa lakukan," kata Steve Stich, manajer program kru komersial NASA, dikutip ZonaPriangan.com dari NDTV, Selasa 3 Agustus 2021.

“Starliner adalah kendaraan yang hebat, tetapi kami tahu betapa sulitnya itu, dan ini juga merupakan uji terbang dan saya sepenuhnya berharap, kami akan belajar sesuatu dalam uji terbang ini," tambahnya.

Pesawat ruang angkasa akan membawa lebih dari 400 pon atau sekitar 180 kilogram kargo dan pasokan awak ke ISS dan akan mengembalikan lebih dari 550 pon kargo, termasuk tangki udara, ketika mendarat di gurun wilayah barat Amerika Serikat pada akhir misinya.***

Editor: Didih Hudaya ZP

Sumber: NDTV

Tags

Terkini

Terpopuler