ZONA PRIANGAN - Sebuah kapal perang milik kerajaan Inggris yang tenggelam di lepas pantai timur Inggris yang telah berusia lebih dari 300 tahun yang lalu itu, digunakan untuk mengangkut calon raja, diungkapkan oleh para ilmuwan pada Jumat, 10 Juni 2022 yang merahasiakan penemuan tersebut selama 15 tahun guna melindungi bangkai kapal itu dari kerusakan.
Pada tahun 1682, Raja James II dari Inggris, yang merupakan Duke of York pada saat itu, berhasil lolos dari maut ketika kapal yang ditumpanginya bernama "The Gloucester" tenggelam di lepas pantai timur Inggris setelah menabrak gundukan pasir. Ia menjadi raja Inggris, dan Raja James VII dari Skotlandia tiga tahun kemudian.
"Penemuan ini secara mendasar mengubah pemahaman tentang sejarah sosial, maritim dan politik abad ke-17," kata Claire Jowitt, Profesor Sejarah Budaya Modern Awal di University of East Anglia, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.
"Ini adalah contoh luar biasa dari warisan budaya bawah laut yang penting secara nasional dan internasional," tambahnya.
Lokasi terakhir ditemukannya "The Gloucester" sekitar 45km di lepas pantai dari Great Yarmouth, merupakan misteri sampai ditemukan oleh penyelam Julian dan Lincoln Barnwell pada tahun 2007 setelah melakukan pencarian selama empat tahun.
Baca Juga: Kapal Perusak USS The Sullivans Tenggelam, Awak Bekerja Keras Memperbaiki Lambung Kapal
"Saat turun ke dasar laut, hal pertama yang saya lihat adalah meriam besar tergeletak di pasir putih, sangat menakjubkan dan sangat indah," kata Lincoln Barnwell.
Bangkai kapal itu mengungkapkan berbagai artefak sejarah, termasuk sebuah botol dengan segel kaca dengan lambang keluarga Legge - nenek moyang Presiden AS pertama George Washington.
"Karena kapal tenggelam begitu cepat, tidak ada yang bisa menyelamatkan apa pun," kata Jowitt, menggambarkannya sebagai "kapsul waktu yang fantastis".
Baca Juga: Cimaung Tiba-tiba Menjadi Trending Topics di Twitter Hari Ini
Artefak lainnya termasuk peralatan navigasi, barang-barang pribadi, pakaian dan botol anggur - beberapa diantaranya dengan kondisi yang masih utuh.
Universitas memperkirakan kemungkinan sekitar 130 hingga 250 orang tewas dalam peristiwa tenggelamnya kapal "The Gloucester", yang menurut mereka dapat mengubah jalannya sejarah.
Enam tahun setelah tergulingnya Catholic James II yang digulingkan oleh Protestant William of Orange dalam "Revolusi Agung" 1688, membuka jalan bagi monarki konstitusional masa depan di Inggris.***