Prangko Bergambar Kapal Rusia yang Tenggelam Jadi Buruan Kolektor, Kantor Pos Nasional Ukraina Diretas

- 23 April 2022, 02:00 WIB
Kantor pos nasional Ukraina Diretas usai luncurkan dan jual prangko kapal perang Rusia yang tenggelam.
Kantor pos nasional Ukraina Diretas usai luncurkan dan jual prangko kapal perang Rusia yang tenggelam. /Reuters

ZONA PRIANGAN - Karena menjual prangko bergambar seorang tentara Ukraina yang membuat gestur kasar ke kapal perang Rusia yang tenggelam secara daring, Kantor Pos Nasional Ukraina langsung diretas dan menjadi target serangan siber.

Sebelumnya antrean untuk membeli prangko tersebut terlihat di kantor pusat Ukrposhta di Kiev pekan lalu, menyusul tenggelamnya Moskva, kapal induk Rusia di Laut Hitam.

Prangko telah menjadi barang koleksi bagi orang Ukraina yang melihatnya sebagai tanda kemenangan.

Baca Juga: Helikopter Mil Mi-8AMTSh Rusia Ditembak Jatuh di Makariv, Mayat Pilotnya Jadi Makanan Anjing Liar

Di kantor pos pusat di ibukota Kiev, ratusan warga Ukraina dari segala usia terlihat mengantre berjam-jam pada untuk mendapatkan satu lembar prangko dari 1 juta eksemplar yang telah dicetak sejauh ini.

Prangko ini telah terbukti menjadi terkenal dan terjual habis di banyak kantor pos. Lalu, dengan cepat muncul untuk dijual kembali secara online oleh warga Ukraina.

Ihor Smilianskyi, direktur jenderal Ukrposhta, merilis permintaan maaf kepada pelanggan atas apa yang dia sebut sebagai serangan DDos (distributed denial-of-service) namun tidak mengatakan siapa yang melakukannya.

Baca Juga: Batalyon Kalinovsky Asal Belarus Cepat Terkenal Karena Membela Ukraina Menawan Tentara Rusia Sambil Menari

Baca Juga: Mata-mata Top Rusia Meragukan Pasukan Vladimir Putin Menang Atas Ukraina dalam Perang di Donbass

"Kami sedang melakukan segala hal, bersama penyedia internet, untuk memulihkan toko daring dan sistem Ukrposhta lain yang juga tidak berfungsi untuk sementara akibat serangan DDos terhadap sistem kami," katanya di Facebook, dilansir dari reuters, Jumat.

Pejabat Ukraina telah memperingatkan bahaya serangan siber oleh peretas Rusia sejak Rusia menginvasi negara itu sejak 24 Februari 2022.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x