Ukraina Akan Ambil Sikap Menyerang Rusia dengan HIMARS, Moskow Siapkan Serangan Balasan Besar-besaran

28 Juli 2022, 06:54 WIB
HIMARS yang digunakan Ukraina menjadi sosok yang menakutkan bagi pasukan Vladimir Putin.* /Twitter /@oleksiireznikov

ZONA PRIANGAN - Militer Ukraina siap mengambil sikap menyerang wilayah Rusia, termasuk Jembatan Krimea yang dianggap sebagai target sah.

Kepala Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Aleksey Danilov menyebut, Jembatan Krimea selama ini digunakan untuk memasok senjata pasukan Vladimir Putin.

Selain Jembatan Krimea, kata Aleksey Danilov, Kiev sudah tahu lokasi mana saja yang perlu dihancurkan di wilayah Rusia.

Baca Juga: Tentara Grup Wagner Rusia Usir Batalyon Aidar dan Brigade Serangan Gunung ke-10 Ukraina di Desa Klinovoe

"Kiev memiliki kemauan politik yang cukup untuk memerintahkan serangan terhadap target-target ini jika kebutuhan seperti itu muncul," tambah Danilov.

Selama ini Dewan Keamanan Ukraina telah mencermati semua rudal dan serangan udara yang diluncurkan pasukan Kremlin.

"Jika diperlukan ... siapa pun [dalam pemerintahan] akan bertindak tanpa ragu-ragu dan menandatangani apa pun yang perlu ditandatangani untuk menghancurkan benda-benda ini," kata Danilov.

Baca Juga: Serangan Pasukan Vladimir Putin Menghancurkan 100 Roket HIMARS dan Menewaskan 120 Tentara Ukraina

Danilov menyatakan bahwa kata-kata Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky tentang Ukraina yang melakukan pembalasan terhadap lokasi-lokasi di mana serangan dilakukan merupakan “bukti” tekad Kiev.

Sebelumnya, beberapa pejabat Ukraina mengatakan bahwa pasukan Kiev mungkin mencapai sasaran di Semenanjung Krimea atau Jembatan Krimea, yang mereka anggap sebagai rute pasokan utama bagi pasukan Rusia.

Juru bicara intelijen militer Ukraina, Vadim Skibitskiy, mengklaim bahwa Krimea dapat menjadi sasaran sistem roket peluncuran ganda 142 HIMARS dan M270 MLRS yang dipasok Amerika Serikat.

Baca Juga: Tanker Bahan Bakar Rusia di Kota Beryslav Meledak Dihantam Rudal Ukraina, 100 Prajurit Kremlin Tewas

Moskow menanggapi dengan mengatakan bahwa Ukraina akan membayar harga yang mahal jika berani menyerang Krimea.

Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev, mengatakan pada pertengahan Juli bahwa Moskow mungkin akan menanggapi dengan “serangan besar-besaran” yang menargetkan kepemimpinan Ukraina jika itu terjadi.

AS dan sekutunya sebelumnya tampaknya enggan untuk memasok Ukraina dengan senjata jarak jauh yang mampu menyerang target jauh di dalam Rusia karena mereka khawatir tentang potensi eskalasi konflik.

Baca Juga: Untuk Menandingi Rusia, Ilmuwan China Kembangkan Torpedo Drone Nuklir yang Bisa Menghancurkan Samudra Pasifik

Washington belum sepakat untuk mengirim rudal balistik taktis dengan jarak hingga 300 kilometer ke Ukraina, lapor rt.com.

Rudal semacam itu dapat digunakan oleh peluncur roket ganda HIMARS buatan AS yang diserahkan AS ke Kiev.

Namun, menurut juru bicara tentara Republik Rakyat Donetsk (DPR), Eduard Basurin, pasukan Ukraina mungkin telah menerima rudal HIMARS dengan jarak 300 km.

Baca Juga: Tentara Bayaran Grup Wagner Pukul Mundur Pejuang Kiev, Kini Menguasai Pembangkit Listrik Vuhlehirska Donetsk

"Pasukan DPR telah menemukan potongan-potongan amunisi dengan jangkauan 110 kilometer hingga 120 kilometer, yang berarti bahwa Kiev juga dapat memiliki rudal sepanjang 300 kilometer," kata Basurin kepada media Rusia pekan lalu.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler